KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT. Yang mana telah
memberikan kami kekuatan dan kelancaran dalam menyelesaikan makalah matakuliah
Ekonomi Manajerial Yang berjudul “ANALISIS
SPORT CENTER” dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan. Tersusunnya
makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bpk. Bambang DS selaku
dosen mata kuliah Pengantar Manajemen Universitas Serang Raya (UNSERA)
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis
sehingga makalah ini dapat terselesaikan
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar
makalah ini dapat di selesaikan
Selain untuk menambah
wawasan dan pengetahuan penyusun,
makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ekonomi
Manajerial. Makalah ini membahas tentang fungsi perencanaan.
Tak ada gading yang tak
retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
Serang, 19
Januari 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..............................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB
1.:PENDAHULUAN.......................................................................................................................4.
A. Latar belakang(penomena bisnis)................................................................................................4
B. Rumusan masalah.........................................................................................................................5
C. Tujuan penelitian..........................................................................................................................5
BAB
2,:TINJAUAN TEORITIS...............................................................................................................6
A.
Stuktur
pasar..................................................................................................................................6
B.
Strategi
pemasaran........................................................................................................................7
C.
Strategi
bersaing............................................................................................................................8
BAB
3,:LOKTUS PENELITIAN.............................................................................................................10.
A.
Lokasi
yang diteliti.......................................................................................................................10.
BAB
4,:HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................................12
A.
Pembahasan...................................................................................................................................12
B.
Hasil...............................................................................................................................................21
BAB
5,:PENUTUP....................................................................................................................................22
A.
Kesimpulan.....................................................................................................................................22
B.
Saran
untuk penelitian mendatang..................................................................................................22
BAB 1
PENDAHULUAN
1.
Latar belakang
Dampak perekonomian dunia dengan naiknya harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) akan mempengaruhi perekonomian di Indonesia, sehingga perkembangan
bisnis merosot karena kebutuhan masyarakat yang menurun serta margin keuntungan
rendah. Para pengusaha, birokrat, asosiasi industri, dan usaha kecil menengah
(UKM) sulit untuk mengembangkan bisnis yang lebih besar terlebih dengan
keluarnya kebijakan moneter yang membuat tingkat suku bunga kredit meningkat,
ditambah naiknya tarif pajak, dan listrik. Ada dua inti permasalah yaitu: (1)
tingginya harga minyak di pasar dunia, dan (2) melemahnya nilai tukar mata uang
rupiah terhadap dolar yang amat tajam. Solusi pemerintah dengan dikeluarkannya
paket kebijakan, yang terdiri atas: kebijakan energi, moneter, fiskal, dan
ekonomi lainnya. Dari permasalahan tersebut apakah industri mampu bangkit,
tumbuh dan bersaing, serta menompang target pertumbuhan ekonomi dengan
penggalakan eksport, dan penciptaan lapangan kerja?
Perubahan tarif dasar listrik, kenaikan BBM, serta kebijakan
moneter tidaklah harus menghentikan aktivitas perekonomian, karena masih banyak
kebutuhan dan keinginan konsumen akan barang dan jasa yang dapat menjadi
peluang dalam bisnis olahraga. Tantangan
yang ada pada kondisi perekonomian sekarang adalah merupakan peluang karena
persaingan dalam bisnis semakin kecil akibat resesi ekonomi.
Maraknya perkembangan di
bidang olahraga, maka membuka peluang yang lebar pada pertumbuhan dan
perkembangan bisnis olahraga barang maupun jasa. Olahraga yang melibatkan
banyak orang termasuk klub-klub olahraga, sekolah-sekolah, fitness centre, dan
perkumpulan-perkumpulan kesehatan selalu melibatkan banyak orang serta
membutuhkan alat fasilitas dan jasa. Hal ini tentu saja membuka peluang
lapangan kerja terhadap kebutuhan alat, perlengkapan, dan fasilitas untuk mendukung
kegiatan olahraga. Disamping itu jasa pelatihan, rekreatif, dan perbaikan alat
fasilitas olahraga semakin meramaikan persaingan bebas diantara instansi,
klub-klub olahraga serta industri alat olahraga.
Kelemahan umum dalam membuka
suatu bisnis olahraga adalah dalam melakukan
pemasaran, serta strategi pemasaran barang atau jasa. Setelah itu
manajeman perlu juga mengetahui bagaimana mempertahankan kualitas barang jasa
dengan mempertimbangkan dimensi serta alat ukurnya.
2. Rumusan
Masalah
Pertumbuhan bisnis kebugaran di Indonesia terus
meningkat sekitar 30 % per
tahun, berdasarkan data pertumbuhan tahun 2003 dan
2004. Untuk saat ini
perkiraannya sudah meningkat mencapai 60 % karena
banyak gedung perkantoran dan
mal baru yang menyediakan fitness centre sesuai kebutuhan pasar.
Kehadiran sport centre atau pusat kebugaran
berlokasi di pusat perbelanjaan
barangkali merupakan refleksi dari fenomena
kehidupan kota besar sekaligus geliat
pertumbuhan bisnis properti. Rutin bertandang ke
pusat kebugaran alias fitness centre
menjadi salah satu cara masyarakat perkotaan menjaga
kebugaran tubuhnya. Tak
sedikit pula yang tertarik berlatih di fitness
centre untuk body building atau untuk membentuk
tubuh agar berotot.
3. Tujuan
Penelitian
Untuk
mengetahui sport centre dan pasarannya
BAB
2
TINJAUAN TEORITIS
A.
STRUKTUR
PASAR
1. Pasar
Persaingan Sempurna
Persaingan sempurna merupakan
struktur pasar yang paling ideal karena
dianggap sistem
pasar ini adalah struktur pasar yang akan menjamin terwujudnya
kegiatan
memproduksi barang atau jasa yang tinggi (optimal) efisiensinya.
Perekonomian
merupakan pasar persaingan sempuma. Akan tetapi dalam prakteknya
tidaklah mudah
untuk menentukan jenis industri yang struktur organisasinya
digolongkan
kepada persaingan sempurna yang murni, yaitu yang ciri-cirinya
sepenuhnya
bersamaan dengan dalam teori. Yang ada adalah yang mendekati ciricirinya, yaitu
struktur pasar dari berbagai kegiatan disektor pertanian. Namun
demikian,
walaupun pasar persaingan sempurna yang murni tidak wujud di dalam
praktek.
Pasar persaingan
sempurna dapat didefinisikan sebagai struktur pasar atau
industri dimana
terdapat banyak penjual dan pembeli. Dan setiap penjual ataupun
pembeli tidak
dapat mempengaruhi keadaan di pasar.
2. CIRI-CIRI
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Setiap perusahaan adalah “pengambil harga”
Artinya
suatu perusahaan yang ada di dalam pasar tidak dapat menentukan atau
merubah
harga pasar. Adapun perusahaan di dalam pasar tidak akan
menimbulkan
perubahan ke atas harga pasar yang berlaku. Harga barang di pasarditentukan
oleh interaksi diantara keseluruhan produsen dan keseluruhan
pembeli.
Ø
Setiap perusahaan mudah keluar atau masuk
Artinya
sekiranya perusahaan mengalami kerugian, dan ingin meninggalkan
industri
tersebut, langkah ini dengan mudah dilakukan. Sebaliknya apabila ada
produsen
yang ingin melakukan kegiatan di industri tersebut. Produsen tersebut
dapat
dengan mudah melakukan kegiatan tersebut.
Ø
Setiap perusahaan menghasilkan barang yang sama
Artinya
bahwa barang yang dihasilkan berbagai perusahaan tidak mudah untuk
dibeda-bedakan.
Pembeli tidak dapat membedakan yang mana dihasilkan oleh
produsen
A atau B.
Ø
Banyak perusahaan dalam pasar
Artinya
karena jumlah perusahan sangat banyak dan relatif kecil jika
dibandingkan
dengan jumlah produksi dalam industri tersebut. Menyebabkan
kenaikan
atau penurunan harga, sedikitpun tidak mempengaruhi harga yang
berlaku
dalam pasar tersebut.
Ø
Pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang keadaan di pasar
Artinya
bahwa pembeli mengetahui tingkat harga yang berlaku dan perubahanperubahan
ke
atas harga tersebut. Sehingga produsen tidak dapat menjual
barangnya
dengan harga yang lain lebih tinggi dan pada yang berlaku di pasar.
Beberapa
kelemahan / keburukan persaingan sempurna yaitu :
·
Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi
·
Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya sosial
·
Membatasi pilihan konsumen
·
Biaya produksi dalam persaingan sempurna mungkin lebih tinggi
·
Distribusi pendapatan tidak selalu merata
B.
STRATEGI PEMASARAN
1) Fasilitas
Fasilitas yang kami tawarkan kepada pelanggan cukup
lengkap
dibandingkan dengan sport centre yang telah ada
sebelumnya di daerah
sekitar. Salah satu fasilitas unggulan dari sport
centre kami yaitu Multi
Purpose Hall yang dapat difungsikan untuk lapangan
futsal indoor dan
dapat pula disewakan untuk berbagai acara baik besar
maupun kecil seperti
acara ulang tahun, pernikahan, dll.
2) Price (harga)
Sport Centre kami menawarkan promosi tarif family
package yang lebih
hemat dan menguntungkan bagi pengunjung yang tidak
dimiliki oleh
pesaing lain di daerah sekitar.
3) Place (tempat)
Lokasinya strategis. Terletak di Jl.Margonda Raya
Depok – Jawa Barat
yang merupakan jalan utama yang menghubungkan kota
Jakarta dan kota
Depok. Lokasi ini terletak dekat dengan beberapa
universitas yang cukup
ternama seperti Universitas Indonesia (UI) dan
Universitas Gunadarma,
dengan jumlah mahasiswa yang terus meningkat setiap
tahunnya,
mambuat kemungkinan peningkatan pelanggan kami dari
tahun ke tahun.
Lokasi kami juga terletak dalam area yang sama
dengan salah satu pusat
perbelanjaan (mall) yang cukup terkenal di kota
Depok, yaitu Margo City.
Dengan adanya penggabungan sport centre dan mall di
lokasi yang sama
maka kami ingin menawarkan suatu konsep baru di kota
Depok, yaitu “one
stop entertaining”. Konsep ini berarti pengunjung
dapat melakukan
berbagai aktivitas mulai dari berbelanja, makan-makan,
sampai
berolahraga di tempat yang sama.
2.3
STRATEGI BERSAING
Di Depok terdapat sport centre yang telah beroperasi
terlebih dahulu. Oleh karena itu,
sebagai “pemain baru”, kita harus memiliki segmen,
target, dan posisi yang kuat.
Pesaing tersebut ialah :
Hotel Bumi Wiyata,
Perumahan Pesona Kayangan, dan
Cilandak Sport Centre
Alasan umum mengapa memilih pesaing-pesaing tersebut
untuk dianalisa ialah karena
memiliki karakteristik dan kriteria yang serupa.
Yaitu sama-sama menawarkan jasa
fasilitas olahraga. Untuk Hotel Bumi Wiyata dan
Perumahan Pesona Kayangan, kedua
tempat ini terletak di Jalan Margonda, dan sama-sama
mempunyai “nama” di kalangan
masyarakat Depok. Sedangkan Cilandak SC, meskipun
terletak relatif jauh dari Depok
yaitu di Jakarta Selatan, kemungkinan penduduk Depok
mengunjungi tempat ini
sangat besar. Hal ini dikarenakan pola pikir
masyarakat yang cenderung ingin
beraktifitas di luar Kota Depok. Selain itu,
diantara dua pesaing lainnya, Cilandak SC
memiliki karakteristik yang paling serupa dengan
Margo Sport Centre karena sama-
sama berintegrasi dengan pusat perbelanjaan
(Cilandak Town Square).
Dari fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh Margo
Sport Centre, akan dibanding-
bandingkan dengan fasilitas yang dimiliki para
pesaing. Bukan hanya dari segi fasilitas,
namun juga dari segi tarif, waktu layanan, dan
lainnya. Hal ini perlu dilakukan guna
mengetahui posisi kita. Untuk mengetahui peluang
pasar, potensi, dan posisi kita diantara pesaing-pesaing yang lebih dahulu ada
tersebut, maka akan dilakukan analisis benchmarking yang
membandingkan dan melihat kelebihan serta kekurangan
kita dengan masing-masing
pesaing ditinjau dari beberapa segi.
BAB
3
LOKUS
PENELITIAN
LOKASI PERUSAHAAN
Margo Sport Centre merupakan proyek
pengembangan oleh pemilik Margo City, yaitu
PT.
Search Engine, Tbk. Oleh karena itu, lokasi Margo Sport Centre direncanakan
berada
di satu lokasi dengan Margo City yang sudah ada sebelumnya. Satu lokasi
berarti
satu akses masuk (enter), satu akses keluar (exit), dan satu lahan parkir.
Meskipun
berada di satu lokasi, namun keduanya tidak berada di dalam satu
bangunan.
Jadi, Margo City dan Margo Sport Centre merupakan dua bangunan
terpisah
yang terintegrasi dalam satu lokasi.
Lokasi
usaha Margo Sport Centre yang juga merupakan lokasi dari Margo City berada
di
kawasan paling komersil di Kota Depok, yaitu di Jalan Margonda Pemilihan lokasi
usaha berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomis antara lain :
Kemudahan aksesibilitas menuju lokasi.
Seperti
yang terlihat pada Gambar 1, dalam denah ini ditunjukkan jalan melalui 3
(tiga)
jalur. Yaitu dari arah Bogor (Jalan Raya Bogor), dari arah Jakarta (Tol TB.
Simatupang
– akses UI – Jalan Margonda), dan dari arah Bekasi (Tol Jatiwarna
–
akses UI – Jalan Margonda).
Kemudahan sarana transportasi.
Sarana
tranportasi untuk menuju lokasi dapat ditempuh melalui angkutan umum
yang
beroperasi dalam wilayah tersebut seperti bus, angkutan kota, dan taksi.
Letak
lokasi dekat dengan pasar yang potensial.
Dari
hasil survey lapangan, di sepanjang Jalan Margonda terdapat banyak
apartemen,
universitas (Universitas Indonesia, Universitas Gunadarma,
Universitas
BSI, dan Universitas Pancasila), sekolah umum (SMU 1 Depok)
perumahan
(Perumahan Kelapa Dua, Perumahan Pesona Kayangan, dan
lainnya),
dan kawasan bisnis dan perdagangan. Hal ini sesuai dengan pangsa
pasar
kami, yaitu para mahasiswa, professional muda, dan keluarga.
Rata-rata penduduk cukup banyak dan padat memiliki penghasilan cukup tinggi.
Meskipun ada pesaing, diperkirakan kelayakan usaha masih tetap layak.
BAB
4
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bisnis
Industri Olahraga
Dalam
dunia usaha (bisnis) dapat diartikan sebagai perdagangan atau perniagaan yang
dilakukan oleh orang atau badan-badan
sebagai kegiatan utama untuk memperoleh penghasilan yang mempunyai nilai lebih
dari apa yang dikeluarkan untuk kegiatan itu. Secara lebih luas usaha dapat diartikan
keseluruhan kegiatan bisnis yang dijalankan orang-orang atau badan-badan secara
teratur dan terus-menerus yaitu berupa kegiatan mengadakan barang-barang dan
atau jasa-jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk dijual, dipertukarkan, atau
disewa gunakan dengan tujuan memperoleh penghasilan atau keuntungan yang
optimal (Tarsis Tarmudji, 1991: 4). Kegiatan bisnis dapat dikelompokkan menjadi
lima, yaitu:
1. Kegiatan bidang agraris, seperti:
pertanian , perkebunan, dll.
2. Kegiatan bidang ekstraktif, seperti:
pertambangan, penggalian, dll.
3. Kegiatan bidang industri seperti:
pabrik tekstil, pabrik elektronik, peralatan olahraga, dll.
4. Kegiatan bidang perdagangan, seperti:
agen, makelar, grosir, toko, dll.
5. Kegiatan bidang jasa, seperti: biro
perjalanan, konsultan, perencanaan, akuntan publik, perhotelan, instruktur,
pelatihan, dll.
Kegiatan
bisnis sesuai dengan struktur ekonomi Indonesia tahun 1993, dapat dikelompokkan
menjadi 11 (sebelas), yaitu:
Tabel
1. Kegiatan Lapangan Bisnis
No. Lapangan Bisnis Persentase
1. Pertambangan dan Penggalian 17,9
2. Industri dan Pengolahan 9,6
3. Listrik, Gas, dan air Bersih 22,3
4. Konstruksi 1,0
5. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 6,8
6. Pengangkutan dan Komunikasi 16,8
7. Bank dan Lembaga Keuangan 7,0
8. Sewa Bangunan 4,3
9. Pemerintahan dan Pertahanan 2,9
10. Pertanian, Peternakan,Kehutanan, dan
Perikanan 6,8
11. Jasa-Jasa 4,6
Sumber:
BPS 1993 dalam Kompas
Dari
struktur ekonomi di atas dapat dijelaskan bahwa sektor industri merupakan
peluang bisnis yang terbesar (22,3%)
diantara lapangan bisnis lainnya, sedangkan sektor jasa masih mencapai (4,6%).
Namun perkembangan teknologi di tahun 2007 pertumbuhan ekonomi pada lapangan
bisnis di sektor industri barang dan jasa meningkat mencapai 3-5%, hal ini
merupakan peluang besar dalam membuka lapangan kerja.
Pertumbuhan ekonomi khususnya pada
bisnis olahraga cukup menjanjikan, hal ini disebabkan banyaknya even-even
olahraga baik tingkat nasional maupun internasional dapat dijual. Banyak even
organizer merasa untung besar dalam menyelenggarakan pertandingan olahraga
(khususnya basket, voli, dan sepak bola). Dengan kebutuhan kesehatan maupun
prestasi akan olahraga di masyarakat, maka banyak orang yang membutuhkan dan
memiliki alat dan fasilitas olahraga secara pribadi.
Kebutuhan
alat dan fasilitas olahraga maka akan meningkatkan permintaan konsumen, dan
menumbuhkan bisnis olahraga yang positip.
Karakteristik
Bisnis Barang dan Jasa
Karakteristik
pemasaran bisnis barang dan jasa menurut Lovelock (1991: 7-8) dapat dibedakan
dalam tujuh hal meliputi:
1.
Nature of the product, yaitu
produk digambarkan sebuah obyek, alat, atau benda, sedang jasa adalah
perbuatan, penampilan atau bisnis.
2.
Greater involvement of customer,
yaitu konsumen aktif terlibat dalam proses produksi misalnya: (a) konsumen
mengambil/ mengembalikan barang sendiri, (b) saat pijat konsumen memberikan
informasi daerah yang sakit atau yang enak.
3.
People as part of the product,
yaitu konsumen terlibat dalam produksi penggunaan jasa dan tidak hanya
berhubungan dengan instruktur, pelatih, atau tukang pijat, tetapi dengan orang
lain (konsultan, dokter olahraga dan lain-lain).
4.
Greater difficults in maintaining
quality control standart, yaitu pada jasa sulit distandarisasikan, tetapi pada
barang mudah distandarisasi.
5.
Absense of inventories, yaitu jasa
merupakan performance yang tidak dapat disimpan seperti barang.
6.
Importance of time factor, yaitu
faktor waktu untuk jasa sangat penting, misalnya konsumen diberitahu berapa
lama untuk menunggu sampai jasa dapat dinikmati. Hal ini berbeda dengan barang
yang mempunyai stok persediaan.
7.
Different distribution channel,
yaitu pada jasa saluran distribusi bervariasi misalnya dengan saluran
elektronik, adapun pada barang distribusi mengggunakan saluran fisik.
Industri
Olahraga
Industri
(industry), yaitu suatu kegiatan untuk memproduksi atau menghasilkan barang
yang mempunyai nilai lebih tinggi dari bahan bakunya. Menurut Tarmisi Tarmisi
(1991: 7) industri dibagi menjadi 4 (empat), yaitu:
1. Industri genetik (asli), contoh:
perhutanan, perkebunan, pertanian, dll.
2. Industri ekstraktif, contoh:
pertambangan, penggalian batu, emas, dll.
3. Industri konstruksi, contoh: pembuatan gedung
olahraga, stadion, lapangan olahraga, jembatan, dll.
4. Industri pabrik, contoh: alat-alat
olahraga, mesin, pakaian olahraga, sepatu olahraga, dll.
Pada
industri konstruksi dan pabrik dapat dikembangkan suatu bisnis olahraga,
sehingga pada perkembangan sekarang dapat dibuka industri olahraga yang
meliputi barang maupun jasa. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik
Indonesia No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (2005: 4) bahwa
industri olahraga adalah kegiatan bisnis bidang olahraga dalam bentuk barang
dan/ atau jasa. Industri olahraga dapat berbentuk prasarana dan sarana yang
diproduksi, diperjualbelikan, dan/ atau disewakan untuk masyarakat. Masyarakat yang melakukan industri barang
dan/ atau jasa olahraga harus memperhatikan kesejahteraan pelaku olahraga dan
kemajuan olahraga.
Dalam
Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional (2005: 36) pembinaan dan pengembangan industri olahraga dilaksanakan
melalui kemitraan yang saling menguntungkan agar terwujud kegiatan olahraga
yang mandiri dan professional. Tentu saja pemerintah daerah dalam mengembangkan
industri olahraga memberikan kemudahan dalam pembentukan sentra-sentra
pembinaan dan pengembangan olahraga. Peluang industri olahraga yang dapat
dikembangkan pada industri barang contohnya adalah:
1. Cabang olahraga beladiri meliputi: body
protector, glove, genetal protector, head protector, gumshield, pakaian
beladiri, deker, leg protector,dll.
2. Cabang permainan meliputi: bola, glove,
sepatu, shuttlecock, raket, bad, training suit, net, jaring, masker, stick,
topi, dll.
3. Cabang atletik meliputi: sepatu spice,
tas, kaos kaki, pakaian, stop watch, deker, dll.
4. Cabang senam meliputi: pakaian senam,
assesoris, dll.
Beberapa
contoh industri barang olahraga dari Yogyakarta yang sudah memenuhi standard
dan telah diekspor ke luar negeri adalah: glove golf, pakaian pencak silat,
shuttlecock, dan bola sepak.
Adapun
contoh industri olahraga berbentuk jasa
penjualan kegiatan cabang olahraga (event organizer) yang dapat dikembangkan
secara profesional adalah:
1. kejuaraan nasional dan internasional
(Liga, Champhionshi, dll.)
2. pekan olahraga daerah, wilayah,
nasional, dan internasional (PORDA, PORWIL, PON, Sea Games, dll.)
3. promosi, eksibisi olahraga, dan
festival olahraga
4. keagenan, layanan informasi, konsultasi
olahraga, terapi olahraga, dll
Kegiatan
eksibisi cabang olahraga adalah bentuk kegiatan olahraga yang bersifat
tontonan, pameran, dan peragaan, adapun yang dimaksud dengan festival adalah bentuk
kegiatan olahraga yang bersifat perlombaan dan hiburan. Bisnis industri
olahraga tersebut tentu saja dapat terlaksana dengan adanya kerjasa pemerintah
dan/ atau pemerintah daerah dengan cara memfasilitasi pewujudan kemitraan
pelaku industri olahraga dengan media massa dan media lainnya.
Pemasaran
Pemasaran
merupakan hal yang sangat mendasar yang tidak dapat dianggap sebagai fungsi
tersendiri. Istilah pasar yaitu terdiri dari semua pelanggan potensial yang
memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam
pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan itu. Besarnya pasar
tergantung dari jumlah orang yang memiliki kebutuhan, punya sumber daya yang
diminati orang lain, dan mau menawarkan sumber daya itu untuk ditukar supaya
dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Kotler (1995: 15) mendifinisikan bahwa
pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian
harga, promosi dan distribusi dari barang/ jasa dan gagasan untuk menciptakan
pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan
organisasi. Dengan demikian manajemen pemasaran adalah proses yang mencakup
analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan yang mencakup barang maupun
jasa serta gagasan berdasarkan pertukaran dan tujuannya dengan memberikan
kepuasan bagi pihak yang terlibat.
Namun
demikian secara khusus pemasaran jasa (service marketing) tidak sama dengan
pemasaran produk. Karena pada jasa setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan
oleh suatu pihak kepada pihak lain pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu. Disamping itu proses produksi jasa tidak
selalu dikaitkan dengan produksi fisik.
Dengan
demikian manajemen pemasaran olahraga dapat didefinisikan suatu proses analisis
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian tentang; produk/ jasa, harga,
promosi, distribusi/ penyampaian, fasilitas fisik, orang, proses, dan janji
yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan individu atau organisasi.
Bauran
Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran merupakan kiat
kelompok pemasaran yang digunakan perusahaan barang/ jasa untuk mencapai
sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran (Kotler, 1995: 32). Setelah perusahaan
barang atau jasa menentukan pasar
sasaran dan menentukan posisi apa yang akan didudukinya di pasar sasaran, maka
langkah selanjutnya adalah merancang strategi bauran pemasaran. Untuk
memasarkan industri olahraga perlu memisahkan menjadi 2 (dua), yaitu: bauran
pemasaran barang dan bauran pemasaran jasa.
Menurut Sucherly (1999: 10) masing-masing
faktor bauran pemasaran adalah sebagai berikut:
1.
Bauran Pemasaran Barang (Tradition
Marketing Mix) terdiri dari 4 P, yaitu:
a. Product (produk barang)
b. Price (harga barang)
c. Place (tempat atau penyaluran barang)
d. Promotion (iklan, wiraniaga, humas,
pemasaran langsung)
2. Bauran Pemasaran Jasa (The Expended Marketing
Mix for Service) terdiri dari 7 P, yaitu:
a. Product (produk jasa)
b. Price (harga barang)
c. Place/ Delivery (tempat/ penyaluran
jasa)
d. Promotion (iklan, wiraniaga, humas,
pemasaran langsung)
e. Physical Evidence (dukungan fasilitas
fisik yaitu design, aestheties)
f. Process (serangkaian tahapan yang berkaitan dengan
pelanggan)
g. People/ Participants (karyawan, instruktur, pelanggan, komunikasi)
Bauran
pemasaran jasa adalah serangkaian alat-alat pemasaran jasa yang dapat
dikendalikan untuk melayani Target Market Segments (Sucherly, 1999: 9).
Masing-masing pemasaran memiliki kelebihan dan kelemahan sehingga untuk
mengatasi kelemahan dengan cara mencari kelebihan alat yang lain dari bentuk
bauran (mix).
Untuk memasarkan peralatan olahraga
(raket, bola, stik golf, deker, dan alat-alat fitness), maka perlu
memperhatikan bauran pemasaran produk yaitu: (1) bentuk produk fisik peralatan
olahraga, (2) harga dan diskon yang ditawarkan, (3) sasaran konsumen, dan (4)
saluran promosi lewat TV dan advertising.
Sedang
untuk memasarkan jasa olahraga misalnya pada finess centre, maka perlu
memperhatikan bauran pemasaran jasa yaitu:
(1) produk jasa fitness centre, (2) harga dan diskon yang diberikan, (3)
tempat latihan yang strategis, (4) saluran promosi lewat advertising, humas,
dll. (5) dukungan fasilitas fisik yaitu; ruangan yang berkaca, peralatan
modern, dan gambar/ petunjuk, konsultasi dokter gratis, dll. (6) proses dengan
cek kesehatan, fisik, warmming up, latihan sirkuit training, dan colling down,
(7) partisipasi adalah keterlibatan member dalam melaksanakan program latihan
dengan penuh semangat.
Dimensi
Kualitas Jasa
Untuk memasarkan produk barang/ jasa
yang berkualitas, maka perlu memperhatikan dimensi-dimensi yang penting.
Menurut Parasuraman, Zeithml, dan Berry (1985: 41-45), mengidentifikasi 10
(sepuluh) faktor utama dalam menentukan kualitas jasa yang meliputi :
1. Reliability (keajegan),
2. Responsiveness (tanggap),
3. Competence (terampil dan
berpengetahuan),
4. Access (mudah terjangkau),
5. Courtesy (sopan dan ramah),
6. Communication (mudah dimengerti),
7. Credibility (dipercaya),
8. Security (keamanan),
9. Understanding/ Knowing the customer
(memahami kebutuhan konsumen),
10. Tangibles (berujud).
Dalam perkembangannya Parasuraman
et., all (1988: 12-40) menemukan bahwa sepuluh dimensi yang ada dapat dirangkum
menjadi lima dimensi pokok, yang meliputi;
1.
Tangibles (berujud), yaitu alat/ fasilitas pendukung
2.
Realibility (kemudahan), yaitu kemudahan dalam memperoleh barang/ jasa dan pelayanan
3.
Responsiveness (tanggap terhadap konsumen)
4.
Assurance (security, credibility, courtesy, competence)
5.
Empaty (access, communication, understanding the customer).
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kualitas jasa pada olahraga minimal harus memenuhi kelima dimensi yang
meliputi :
1.
Berujud, yaitu pelatih yang
berijasah, mesin pelempar bola yang handal, pelindung badan yang aman, dan
pelatih/ instruktur yang ramah dan sabar.
2.
Kemudahan, yaitu transpotasi
tempat latihan terjangkau, dan mudah untuk berkomunikasi.
3.
Keajegan, yaitu dalam melayani
atlet/ member tidak pilih kasih serta sesuai dengan standar.
4.
Tanggap, yaitu menerima keluhan
dari atlet/ member serta cepat merespon.
5.
Memberi jaminan keamanan terhadap
kecelakaan dalam latihan maupun penitipan barang.
Kualitas
Jasa Olahraga
Untuk
mencapai tingkat kualitas jasa pelayanan, dalam hal ini erat hubungannnya
dengan tingkat kepuasan pelanggan. Karena sulitnya pelayanan kualitas jasa,
maka perlu strategi dalam konsep manajemen pemasaran jasa seperti yang
dikemukakan Yuyus Suryana (1999: 3-4) adalah sebagai berikut :
1.
Merumuskan suatu strategi
pelayanan
Yaitu strategi tingkat keunggulan
yang dijanjikan kepada pelanggan. Hal ini meliputi; bidang bisnis apa yang
berhubungan dengan olahraga, siapa calon pelanggannya, dan apa yang dibutuhkan
pelanggan.
2.
Mengkomunikasikan kualitas pada
pelanggan
Yaitu
menginformasikan kepada pelanggan sehingga mengetahui dengan jelas tingkat
pelayanan yang akan diperoleh, antara lain ruang tunggu, peralatan yang modern,
pemeriksaan kesehatan yang berkala dan lain-lain.
3.
Menetapkan suatu standart yang
jelas dan terukur
Walaupun
pada jasa sulit untuk menetapkan standar, tetapi perlu dibisniskan sehingga
bagi pelanggan akan jelas mengenai tingkat kualitas yang akan dicapai.
4.
Menetapkan sistem pelayanan yang
efektif pada pelanggan
Yaitu memberikan suatu sistem,
metode, dan prosedur yang efektif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan secara
tepat.
5.
Karyawan yang berorientasi pada
kualitas pelayanan
Yaitu instruktur, pelatih, atau
tukang pijat yang berkualitas dan bersertifikat serta mengetahui dengan jelas
standar kualitas pelayan.
6.
Survai tentang kepuasan dan
kebutuhan pelanggan
Yaitu
instansi/ perbisnisan selalu melakukan survey secara periodik dan
sistimatis sehingga dapat mengetahui
tentang kepuasan pelanggan dan kebutuhannya yang selalu berubah-ubah.
Menurut Pasuraman, A. et. al. (1985:
44) jasa yang diharapkan pelanggan selalu meningkat dikarenakan harapan
pelanggan selalu dipengaruhi oleh:
1.
Word of Mouth yaitu komunikasi
kata mulut diantara para atlet/ member yang menggunakan jasa olahraga.
2.
Personal Needs yaitu kebutuhan
pribadi dari masing-masing atlet/ member.
3.
Past Experience yaitu pengalaman dari pembelian jasa dimasa
lalu.
Strategi
Mutu Pemasaran
Mutu adalah tugas semua orang,
seperti halnya juga pemasaran adalah tugas semua orang pada devisi pemasaran.
Mutu seluruh ciri serta sifat barang/ jasa yang berpengaruh pada kemampuannya
memenuhi kebutuhan yang dinyatakan maupun tersirat. Adapun mutu total adalah
kunci penciptaan nilai dan kepuasan pelanggan
Strategi untuk mencapai mutu
pemasaran total tergantung pada direktur Total Quality Marketing (mutu
pemasaran total), dengan memerlukan pemahaman-pemahaman sebagai berikut :
1. mutu harus disadari pelanggan
2. mutu harus selalu ditampilkan dalam
setia kegiatan perbisnisan barang/ jasa
3. mutu memerlukan komitmen karyawan
4. mutu memerlukan mitra yang bermutu
(penyalur)
5. peningkatan mutu sering memerlukan
lompatan jauh ke depan
6. mutu tidak perlu lebih mahal
Ada
enam (6) konsep strategi kepuasan pelanggan menurut Kotler (1994: 91) adalah
sebagai berikut :
1.
Relationship marketing strategy,
yaitu cara untuk menciptakan hubungan jangka panjang untuk mewujudkan kesetiaan
pelanggan melalui kemitraan. Contohnya mengadakan hubungan kerja sama dengan
sekolah-sekolah klub-klub olahraga, dan KONI dengan terencana.
2.
Superior customer service
strategy, yaitu menawarkan jasa yang lebih baik dibandingkan dengan jasa yang
ditawarkan pesaing. Contoh Klinik kebugaran selain menawarkan senam aerobik,
fitness centre, juga menawarkan terapi terhadap pasien yang stroke.
3.
Extra ordinary guarantees
strategy, yaitu memberikan jaminan istimewa untuk mengatasi kerugian pelanggan.
Contohnya para mahasiswa yang mengikuti pertandingan mendapat asuransi
kecelakaan.
4.
Customer complain handling
strategy, yaitu penanganan keluhan untuk merubah ketidakpuasan menjadi kepuasan
dan loyalitas pelanggan. Pada organisasi olahraga ada penanggungjawab khusus
yang menangani permasalahan pada saat berlatih.
5.
Service performance improvement
strategy, yaitu perbaikan setiap dimensi kualitas secara periodik dan terus
menerus untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Contohnya gedung olahraga,
peralatan, pelayanan terhadap atlet/ member, kemanan, dan lain-lain).
6. Quality function deployment strategy, yaitu
perancangan suatu proses sebagai respon terhadap kebutuhan dan tuntutan
pelanggan. Klub dan perkumpulan olahraga harus selalu cepat dalam menanggapi
kebutuhan dan tuntutan masyarakat sehingga dapat memanfaatkan yang ada.
Unit bisnis harus berusaha dapat
menata sasarannya secara hirarkis dari yang paling penting sampai yang kurang
penting, dengan misi memberikan pelayanan baik bagi pelanggan. Dasar pemikiran
strategis menurut Porter (1999) dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Keunggulan biaya keseluruhan, yaitu
manajer berusaha menekan biaya produksi dan distribusi serendah mungkin
sehingga harganya lebih rendah dari pada pesaingnya.
2. Pembedaan (Deferensiasi), yaitu manajer
berusaha mencapai kinerja yang terbaik sesuai dengan keinginan pelanggan.
Pembedaan terbaik dapat berupa dalam pelayanan, mutu, gaya, teknologi, dan
lain-lain.
3. Fokus, yaitu manajer memfokuskan pada
salah satu segmen pasar yang sempit dan tidak mengejar pasar umum. Contoh: (a)
membuka kursus tenis bagi eksekutif yaitu: direktur, rektor, dekan, bupati,
dll. (b) Pengobatan alternatif dengan latihan pernafasan.
HASIL
Dari hasil pembahasan diatas, sport centre
dapat di kelompokkan kedalam pasar persaingan sempurna.
BAB
5
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Tugas ini dimaksudkan untuk melakukan analisa kelayakan proyek pembangunan
Margo Sport Centre di Jalan Margonda, dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan
pembangunan sport centre tersebut ditinjau dari berbagai aspek yaitu aspek pasar
dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen dan organisasi, aspek
hukum dan legalitas, serta aspek ekonomi dan keuangan.
Berdasarkan analisis dari aspek pasar dan pemasaran yang meninjau dari gambaran
umum prospek pasar produk hingga keputusan strategi apa yang akan dijalankan guna
menjangkau segmen pasar yang menjadi target pasar, maka dapat disimpulkan bahwa
proyek ini layak untuk dilaksanakan.
2. SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara keseluruhan dari 5 (lima) aspek
kelayakan diatas dapat disimpulkan bahwa proyek ini memiliki prospek yang baik dan
layak untuk dilaksanakan.
No comments:
Post a Comment