www.unsera.ac.id
Oleh:
MOH. KHOLIL (31214161)
.
Manajemen, S1
Fakultas Ekonomi
Universitas Serang Raya
2016/2017
.
Manajemen, S1
Fakultas Ekonomi
Universitas Serang Raya
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam penulisan selanjutnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kemajuan di bidang Ekonomi ditandai dengan tumbuhnya perusahaan industri, perusahaan dagang dan perusahaan jasa, baik yang berskala nasional maupun internasional. Untuk meningkatkan peranan perusahaan dalam kehidupan nasional, maka peranan perusahaan-perusahaan harus semakin ditingkatkan dan dikembangkan, dibina dan dikelola secara profesional.
Suatu perusahaan terutama manajemen dituntut untuk selalu peka terhadap setiap perkembangan yang terjadi, manajemen memerlukan informasi yang tepat waktu, dapat dipercaya dan relevan, sehingga pihak manajemen dapat mengambil langkah dan keputusan yang tepat sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dalam menjalankan suatu kegiatan operasional suatu perusahaan, membutuhkan manajer yang dapat menjalankan kegiatan operasional tersebut. Kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar jika para manajer mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tugas dan wewenangnya serta dapat bekerja sama baik dengan bawahannya, atasannya maupun manajer dari bagian lain yang sejajar dengannya.
Untuk dapat mengendalikan suatu perusahaan agar dapat berjalan dengan lancar, perlu adanya pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit dalam perusahaan, yang dipimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas aktivitas-aktivitas pusat pertanggungjawabannya.
Pertanggungjawaban tersebut diberikan kepada seseorang yang disebut manajer. Dengan adanya pusat pertanggungjawaban, maka diperlukan informasi akuntansi pertanggungjawaban yang merupakan informasi akuntansi manajemen yang dihubungkan dengan wewenang yang dimilki oleh tiap-tiap manajer. Wewenang ini didelegasikan dari manajer atas ke manajer bawahnya.
Perusahaan terutama manajemen akan selalu menilai kinerja manajer untuk mengetahui seberapa jauh seorang manajer mencapai sasaran yang telah ditetapkan perusahaan. Penilaian kinerja ini dapat dilakukan dengan membandingkan anggaran dengan realisasi. Dari penilaian ini dapat diketahui apakah kinerja manajer tersebut telah efektif atau tidak. Jika kinerja manajer semakin mendekati sasaran yang telah ditetapkan perusahaan, maka semakin efektif kinerja manajer pusat pertanggungjawaban. Juga sebaliknya, semakin tidak mendekati sasaran yang telah ditetapkan sering terdapat kerancuan dalam perihal kinerja manajer pusat pertanggungjawaban. Secara umum pusat pertanggungjawaban terbagi menjadi empat jenis yaitu; pusat pendapatan, pusat biaya, pusat laba dan pusat investasi.
Pusat biaya adalah salah satu pusat pertanggungjawaban yang dipimpin oleh manajer yang bertanggung jawab pada sekumpulan biaya. Dalam pusat biaya terdapat pusat biaya kebijakan yang sebagian besar biayanya merupakan biaya kebijakan, yaitu biaya yang terjadi dan ditentukan berdasarkan fungsinya, masing-masing bagian diharuskan membuat laporan pertanggungjawaban dimana didalamnya dilaporkan biaya yang terjadi pada setiap unit bagian. Dari laporan pertanggungjawaban tersebut dapat diketahui penyimpangan biaya yang dilakukan orang atau sekelompok orang sehingga dapat dilakukan koreksi.kebijakan manajemen. Untuk mengetahui bagaimana suatu pusat pertanggungjawaban melaksanakan
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah tersebut adalah;
1. Apa yang dimaksud dengan pusat pertanggung jawaban?
2. Apa manfaat adanya pusat pertanggung jawaban?
3. Apa saja jenis jenis pusat pertanggung jawaban?
4. Apa yang dimaksud dengan pusat biaya pertanggungjawaban?
5. Apa saja jemis jenis pusat biaya pertanggung jawaban?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan adalah;
1. Pembaca dapat mengetahui pengertian pusat pengendalian
2. Pembaca dapat mengetahui manfaat adanya pusat pertanggung jawaban
3. Pembaca dapat mengetahui jenis jenis pusat pertanggung jawaban
4. Pembaca dapat mengetahui pemhertian pusat biaya pertanggung jawaban
5. Pembaca dapat mengetahui jenis jenis pusat biaya pertanggung jawaban
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pusat Pertanggungjawaban
Menurut Hansen dan Mowen (2001:818), “ Pusat pertanggungjawaban merupakan sebuah segmen bisnis yang manajernya bertanggungjawab atas hasil kegiatan unit bisnisnya.” Sedangkan menurut Samryn (2001:818), “ Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu bagian dalam organisasi yang memiliki kendali atas terjadinya biaya, perolehan pendapatan, atau penggunaan dana investasi.” Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pusat pertanggungjawaban merupakan unit organisasi yang bertanggungjawab atas serangkaian kegiatan tertentu yang menybabkan terjadinya biaya, pendapatan atau invastasi.
Perusahaan yang memiliki banyak pusat pertanggungjawaban biasanya memilih salah satu dari dua pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatan mereka yang kompleks dan beragam : sentralisasi dan desentralisasi
• pada pengambilan keputusan sentralisasi, berbagai keputusan dibuat pada jenjang yang lebih rendah bertanggungjawab terhadap pengimplementasian keputusan-keoutusan tersebut.
• pada pengambilan keputusan desentralisasi, memperkenankan manajer pada jenjang yang lebih rendah membuat dan mengimplementasikan keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan wilayah pertanggungjawaban mereka.
Pusat-puat pertanggungjawaban pada dasarnya diciptakan untuk mencapai sasaran tertentu. Sasaran-sasaran dari setiap pusat pertanggungjawaban haruslah selaras dan seimbang dalam usaha untuk pencapaian sasaran umum perusahaan.
2.2 Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban
Pengendalian manajemen adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh manajemen untuk menjamin bahwa sumber-sumber diperoleh dan digunakan dengan efektif dan efisien dalam rangka pelaksanaan strategi dasar yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan organisasi. Salah satu unsur sistem pengawasan manajemen adalah struktur yang mengelompokkan pusat-pusat pertanggungjawaban.
Pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut dapat dibagi 4 jenis:
1. Pusat Biaya
Pusat biaya merupakan suatu unit organisasi atau pusat pertanggungjawaban yang diukur berdasarkan pengeluaran atau biaya-biaya. Dalam pusat biaya seorang manajer diberikan wewenang dan tanggungjawab untuk mengendalikan biaya yang dikeluarkan dan otoritas untuk mengambil keputusan-keputusan yang mempengaruhi biaya tersebut. Kemampuan dalam mengendalikan biaya sesuai rencana merupakan ukuran prestasi manajer pusat biaya.
2. Pusat Pendapatan
Pusat pendapatan merupakan suatu unit organisasi atau pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan pendapatan yang dihasilkan. Sebagai contoh departemen pemasaran yang bertanggungjawab terhadap keberhasilan perusahaan dalam mencapai penjualan tertentu. Pusat pendapatan tidak bertanggungjawab terhadap investasi atau produksi karena pusat pendapatan bukan pusat laba. Prestasi keuangan dari pimpinan pusat pendapatan diukur dengan membandingkan penghasilan sesungguhnya dengan anggaran.
3. Pusat Laba
Pusat laba (profit center) merupakan unit organisasi yang manajernya memilki pertanggungjawaban atas pendapatan maupun biaya perusahaan. Pusat laba umumnya terdapat pada organisasi yang dibagi-bagi berdasarkan divisi-divisi penghasil laba (organisasi divisional). Pusat pertanggungjawaban ini mendapat perhatian penting dalam penentuan jumlah laba yang diperoleh dengan membandingkan biaya sebagai input dengan penghasilan sebagai out-put. Pusat laba dalam hal ini bertanggungjawab terhadap asset yang diinvestasikan oleh perusahaan.
4. Pusat Investasi
Pusat investasi merupakan unit organisasi yang prestasi manajernya diukur berdsasarkan penghasilan dengan memperhitungkan biaya sekaligus aktiva dan modal yang diinvestasikan pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya dengan tujuan mencapai suatu imbalan investasi (return on investment) yang memuaskan. Adapun ukuran prestasi yang sering dipakai di pusat investasi ini adalah ROI (return on investment).
Dalam pusat investasi, manajer memiliki tanggungjawab dan otoritas pengambilan keputusan-keputusan yang mempengaruhi tidak hanya biaya dan pendapatan saja, tetapi juga asset yang diinvestasikan dalam pusat pertanggungjawaban. Ukuran efisiensi dipakai untuk mengevaluasi kinerja pusat investasi diukur dengan membandingkan laba atas investasi yang dicapai dibandingkan dengan imbalan yang dianggarkan.
2.3 Hubungan Struktur Organisasi dengan Pusat Pertanggungjawaban
Struktur organisasi mencerminkan pembagian dan wewenang dalam perusahaan melalui struktur organisasi, manajemen melaksanakan pendelegasian wewenang untuk melaksanakan tugas khusus kepada lower manajer agar pembagian kerja bermanfaat.
Karena pusat pertanggungjawaban merupakan dasar untuk seluruh sistem skuntansi pertanggungjawaban kerangka pusat pertanggungjawaban harus dirancang secara seksama. Struktur organisasi harus dianalisis untuk mengetahui kemungkinan adanya kelemahan dalam pendelegasian wewenang. Pusat pertanggungjawaban dapat menjadi alat yang efektif untuk mengendalikan organisasi jika struktur organanisasi disusun secara rasional dengan kata lain, struktur organisasi merupakan syarat utama dalam penerapan konsep akuntansi pertanggungjawaban dimana struktur organisasi merupakan gambaran dari pusat-pusat pertanggungjawaban sehingga struktur organisasi dan sistem akuntansi pertanggungjawaban meruapakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi.
Dibawah ini akan dipaparkan 2 tipe struktur organanisasi berkaitan dengan pusat-pusat pertangggungjawaban, yaitu :
1. Organisasi Fungsional
Dalam organisasi fungsional, melibatkan gagasan mengenai seorang manajer yang membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi spesifik, yang berlawanan dengan manajer umum yang kurang memiliki pengetahuan khusus. Organisasi fungsional merupakan bentuk organisasi yang biasanya dipakai oleh perusahaan besar ditandai dengan adanya jumlah karyawan yang besar, spesialisasi kerja tinggi, wilayah kerja luas, serta komando yang tidak lagi berada pada satu tangan pimpinan. Organisasi fungsional memiliki kelemahan dan keuntungan, tetapi yang menjadi keuntungan terpenting dari struktur fungsional adalah efisiensi. Contohnya seorang manajer pemasaran dan seorang mananjer produksi yang terampil kemungkinan besar akan mampu mengambil keputusan yang lebih baik dibidangnya masing-masing dibandingkan dengan seorang manajer yang bertanggungjawab atas kedua bidang itu sekaligus.
2. Organisasi Unit Bisnis (Divisional)
Dalam organisasi divisional, pembagian organisasi didasarkan pada divisi-divisi, dibawah setiap divisi dibagi atas dasar fungsi, fungsi yang ada dibawah divisi meliputi fungsi penjualan, fungsi pembelian serta fungsi administrasi dan umum, manajer perusahaan bertanggungjawab atas perusahaan secara keseluruhan dan berwenang penuh mengambil keputusan investasi, selanjutnya kepala divisi bertanggungjawab hanya untuk divisinya masing-masing.
Pengukuran hasil kinerjanya berdasarkan biaya masing-masing divisi, setiap divisi mempunyai segmen produk, daerah dan jenis usaha. Pada setiap divisi ditemui fungsi penjualan yang merupakan pusat pendapatan dan fungsi pembelian serta fungsi administrasi dan umum merupakan pusat biaya, pusat pertanggungjawaban terbesar adalah pusat investasi, setelah itu pusat laba, pusat pendapatan dan terakhir pusat biaya.
3 Pengertian Pusat Biaya
Pusat Biaya adalah tempat dalam organisasi (divisi, departemen, bagian, atau seksi) dimana biaya tertentu dikumpulkan menurut tempat terjadinya yang meliputi keseluruhan biaya yang dibebankan untuk aktivitas usaha, dan biaya-biaya inilah menjadi tanggungjawab manajer yang memimpin pusat biaya terebut. Menurut Supriyono (2001:25), “ pusat biaya adalah suatu pusat pertanggungjawaban atau suatu unit organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar biaya dan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.”
Sebagaimana pusat pertanggungjawaban lainnya, pusat biaya juga mengkonsumsi masukan dan menghasilkan keluaran, namun keluaran pusat biaya tidak diukur dalam bentuk pendapatan. Kemampuan dalam mengendalikan biaya sesuai dengan rencana merupakan ukuran prestasi manajer pusat biaya. Pusat biaya dapat merupakan bagian yang relatif kecil dengan jumlah orang yang sedikit, tapi dapat juga merupakan bagian besar seperti pabrik secara keseluruhan.
2.4 Jenis-jenis Pusat Biaya
Atas dasar karakteristik hubungan antara masukan dan keluarannya pusat biaya digolongkan menjadi :
a. Pusat Biaya Teknis (enginereed cost center)
Menurut Suadi (2001:50),”pusat biaya teknis adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya dapat ditentukan dengan pasti karena biaya tersebut berhubungan erat dengan volume kegiatan pusat biaya tersebut.” Contoh pusat biaya teknis dinilai atas dasar kemampuan pusat biaya tersebut dalam mencapai volume produksi yang diharapkan pada tingkat kualitas dan waktu tertentu.
Pusat biaya teknis bertugas menangani biaya-biaya enginereed, yaitu biaya-biaya yang dapat diukur secara pasti karena menunjukkan hubungan yang nyata dan erat masukan (biaya) dan keluaran (produk) yang dihasilkan.
Ciri-ciri pusat beban teknik, yaitu :
• Input-inputnya dapat diukur secara moneter.
• Input-inputnya dapat diukur secara fisik.
• Jumlah dolar optimun dan input yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit output dapat ditentukan.
Efisiensi dan efektivitasnya dapat diukur.
Pusat beban teknik biasanya ditemukan dalam operasi manufaktur. Pergudangan, distribusi, pengiriman dengan truk, dan unit-unit serupa dalam organisasi pemasaran bisa digolongkan ke dalam pusat beban teknik, sebagaimana juga dengan pusat tanggung jawab dalam departemen administratif dan pendukung, misalnya, bagian piutang, utang, dan pembayaran gaji di departemen kontroler; catatan-catatan mengenai pegawai dan kafetarian di bagian sumber daya manusia, catatan-catatan mengenai pemegang saham di secretariat perusahaan, dan pangkalan kendaraan milik perusahaan.
Beban teknik, output dikalikan dengan biaya standar dari setiap unit, mengukur biaya standar dari produk jadi. Selisih antara biaya teoretis dan biaya aktual mencerminkan efisiensi dari pusat beban yang dapat diukur, pusat beban teknik mengacu pada pusat tanggungjawab di mana biaya-biaya teknik paling banyak ditemukan, walaupun hal itu tidak berarti bahwa estimasi biaya teknik yang valid dapat dibuat untuk masing-masing pos.
b. Pusat Biaya Kebijakan (discretionery cost center)
Menurut Suadi (2001:50),”pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya tidak berhubungan erat dengan volume kegiatan pusat biaya tersebut, jumlah biaya yang tepat untuk kegiatan pusat biaya kebijakan ditentukan berdasarkan kebijakan manajemen.” Contoh pusat biaya kebijakan ada bagian akuntansi, personalia, administrasi dan umum.
Pusat biaya kebijakan dapat diukur efektivitasnya dengan cara menilai kontribusinya terhadap tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Pengukuran prestasi manajer pusat administrasi dan umum, personalia dengan menggunakan laporan pertanggungjawaban biaya yang membandingkan antara biaya sesungguhnya dengan anggarannya, selisih atau varians tersebut dapat menguntungkan (favourable) yang berarti pusat biaya kebijakan tersebut bekerja secara efektif dan tidak menguntungkan (unfavourable) yakni pusat biaya bekerja tidak efektif.
c. Biaya terkendali (Controllable cost)
Biaya terkendali adalah Biaya terkendali adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan/jabatan pemimpin tertentu dalam jangka waktu tertentu. Hanya biaya biaya yang terkendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang disajikan dalam laporan biaya dan dimintakan pertanggungjawaban kepadanya setiap laporan biaya yang disampaikan kepada setiap manajer pusat pertanggungjawaban. Oleh karena itu akuntansi pertanggungjawaban bisanya menitik beratkan pada pertanggungjawaban biaya pusat pertanggungjawaban.
Biaya yang terjadi dalam suatu pusat pertanggungjawaban tidak selalu sebagai akibat dari keputusan yang diambil oleh manajer pusat pertangunggjawaban yang bersangkutan, karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu pusat pertanggungjawaban dapat dikendalikan oleh manajer yang bersangkutan, oleh sebab itu di dalam pengumpulan dan pelaporan biaya setiap pusat pertanggungjawaban, harus dipisahkan antara biaya-biaya yang terkendali dengan tidak terkendali. Hanya biaya-biaya terkendali oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang disajikan dalam laporan biaya dan diminta pertanggungjawaban dari padanya
Aktiva terkendalikan bagi seorang manajer pusat pertanggungjawaban adalah :
a) Aktiva yang memperoleh dan penggunaannya berada dibawah wewenang manajer pusat pertanggungjawaban tersebut, atau
b) Aktiva yang penggunaannya berada didalam wewenang manajer pusat pertanggungjawaban pusat. Kadang kala pemerolehan aktiva suatu pusat pertanggungjawaban berada di tangan manajer puncak. Dalam hal ini jika manajer pusat pertanggungjawaban tersebut memiliki wewenang untuk secara signifikan menggunakannya, aktiva tersebut termasuk dalam golongan aktiva terkenadalikan bagi manajer tersebut.
Pos-pos yang terkendali adalah biaya-biaya yang besar kecil realisasinya dapat dikendalikan oleh manajer pusat biaya, oleh karena itu penyimpangan antara anggaran dengan realisasi harus dipertanggungjawabkan oleh manajer yang bersangkutan, sedangkan pos-pos biaya yang tidak terkendali adalah biaya-biaya yang besar kecilnya tidak dapat dikendalikan olah manajer pusat biaya karena besar kecilnya biaya-biaya tersebut dipengaruhi atau tergantung kepada biaya-biaya dan pendapatan lain.
d. Biaya tidak terkendali (Uncontrollable cost)
Biaya tidak terkendali adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pemimpin/jabatan tertentu berdasarkan wewenang yang dia miliki atau tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pejabat dalam waktu tertentu.
Menurut Suadi (2001:15), biaya tidak terkendali dapat diubah menjadi biaya terkendali melalui dua cara :
1. mengubah biaya dari biaya tidak langsung yang pembebanannya melalui proses alokasi ke biaya langsung yang pembebanannya secaralangsung pada pusat pertanggungjawaban.
2. mengubah wewenang dan tanggungjawab pengambilan keputusan biaya, biaya yang dialokasikan kepada suatu pusat pertanggungjawaban dengan dasar pembebanan yang sederhana tersebut dapat dimintakan pertanggungjawaban kepada manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan sehingga biaya tersebut merupakan biaya tidak terkendali bagi manajer tersebut, untuk mengubahnya menjadi biaya terkendali biaya tersebut harus dibebankan sedemikian rupa kepada pusat pertanggungjawaban tertentu sehingga biaya tersebut dapat dipengaruhi secara signifikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan.
Pengubahan biaya tidak terkendali menjadi biaya terkendali dapat pula dilakukan dengan cara mendelegasikan wewenang untuk pengambilan keputusan dari manajemen puncak kepada manajemen pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan, dengan demikian manajer pusat pertanggungjawaban yang sebelumnya tidak mempunyai wewenang untuk mempengaruhi biaya tertentu, dengan diterimanya wewenang dari manajemen puncak, maka manajer pusat pertanggungjawaban tersebut akan berada dalam posisi yang mempengaruhi biaya tersebut secara signifikan dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, semua biaya yang terkendalikan oleh manajer tingkat bawah, dipandang juga terkendalikan oleh manajer pertanggungjawaban yang dibawahinya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Suatu perusahaan terutama manajemen dituntut untuk selalu peka terhadap setiap perkembangan yang terjadi, manajemen memerlukan informasi yang tepat waktu, dapat dipercaya dan relevan, sehingga pihak manajemen dapat mengambil langkah dan keputusan yang tepat sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dalam menjalankan suatu kegiatan operasional suatu perusahaan, membutuhkan manajer yang dapat menjalankan kegiatan operasional tersebut. Kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar jika para manajer mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tugas dan wewenangnya serta dapat bekerja sama baik dengan bawahannya, atasannya maupun manajer dari bagian lain yang sejajar dengannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/03/pengertian-dan-penggolongan-biaya.html
http://mohamad-khaidir.blogspot.co.id/2013/07/makalah-pusat-tanggung-jawab-pusat.html
No comments:
Post a Comment