1.
PENGERTIAN KOMUNIKASI
Kata
atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”), secara etimologis
atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan
ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna
‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan
untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada
adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena
itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi
manusia yaitu: “Human communication is the process through which individuals
–in relationships, group, organizations and societies—respond to and create
messages to adapt to the environment and one another”. Bahwa komunikasi manusia
adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok,
organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi
dengan lingkungan satu sama lain.
Untuk memahami pengertian komunikasi
tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy (1994:10)
bahwa para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh
Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function ofCommunication in
Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan
komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With
What Effect? Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi
meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yaitu:
1. Komunikator (siapa
yang mengatakan?)
2. Pesan (mengatakan
apa?)
3. Media (melalui
saluran/ channel/media apa?)
4. Komunikan (kepada
siapa?)
5. Efek (dengan
dampak/efek apa?).
Jadi
berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi
adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui
suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.
Analisis Pengertian Komunikasi Dan 5 (Lima) Unsur Komunikasi Menurut Harold
Lasswell. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan
siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau
hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?).
(Lasswell 1960).
Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):
1. Who? (siapa/sumber).
Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak
yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu
komunikasi, bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara
sebagai komunikator.
2. Says What? (pesan).
Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan
kepada penerima (komunikan), dari sumber
(komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat symbol verbal/non
verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen
pesan yaitu makna, symbol untuk menyampaikan makna, dan bentuk/organisasi
pesan.
3. In Which Channel?
(saluran/media).
Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari
komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap
muka), maupun tidak langsung (melalui media cetak/elektronik dll).
4. To Whom? (untuk
siapa/penerima).
Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang
menerima pesan dari sumber. Disebut tujuan (destination)/pendengar (listener)/khalayak
(audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik (decoder).
5. With What Effect?
(dampak/efek).
Dampak/efek yang terjadi pada
komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber, seperti perubahan
sikap,bertambahnya pengetahuan, dll. Contoh: Komunikasi antara guru dengan
muridnya.Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan
disampaikan kepada murid atau komunikan. Setelah itu guru juga harus menentukan
saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung(tatap muka) atau tidak
langsung(media). Setelah itu guru harus menyesuaikan topic/diri/tema yang
sesuai dengan umur si komunikan, juga harus menentukan tujuan komunikasi/maksud
dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai dengan yang
diinginkan.
Kesimpulan:
Komunikasi adalah pesan yang disampaikan
kepada komunikan(penerima) dari komunikator(sumber) melalui saluran-saluran
tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan
dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator.Yang
memenuhi 5 unsur who, says what, in which channel, to whom, with what effect.
2.
PROSES KOMUNIKASI
Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy
(1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
a. . Proses komunikasi
secara primer.
Proses komunikasi secara primer adalah
proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam
proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal
(kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara
langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada
komunikan.
Seperti disinggung di muka, komunikasi
berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh
komunikan. Dengan kata lain , komunikasi adalah proses membuat pesan yang
setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama
komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada
komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya
ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan.
Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari
komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan
atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam
proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan
dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).
Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1994)
menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila
pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of
reference) , yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences
and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Schramm menambahkan, bahwa bidang
(field of experience) merupakan faktor penting juga dalam komunikasi. Jika
bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan,
komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila bidang pengalaman
komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman komunikator, akan timbul
kesukaran untuk mengerti satu sama lain. Sebagai contoh seperti yang
diungkapkan oleh Sendjaja(1994:33)yakni : Si A seorang mahasiswa ingin
berbincang-bincang mengenai perkembangan valuta asing dalam kaitannya dengan
pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan lebih mudah dan lancar apabila
pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B yang juga sama-sama
mahasiswa. Seandainya si A tersebut membicarakan hal tersebut dengan si C,
sorang pemuda desa tamatan SD tentunya proses komunikaasi tidak akan berjalan
sebagaimana mestinya seperti yang diharapkan si A. Karena antara si A dan si C
terdapat perbedaan yang menyangkut tingkat pengetahuan, pengalaman, budaya,
orientasi dan mungkin juga kepentingannya.
Contoh tersebut dapat memberikan gambaran
bahwa proses komunikasiakan berjalan baik atau mudah apabila di antara pelaku
(sumber dan penerima) relatif sama. Artinya apabila kita ingin berkomunikasi
dengan baik dengan seseorang, maka kita harsu mengolah dan menyampaikan pesan
dalam bahasa dan cara-cara yang sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman,
orientasi dan latar belakang budayanya. Dengan kata lain komunikator perlu
mengenali karakteristik individual, sosial dan budaya dari komunikan.
b. Proses komunikasi
sekunder.
Proses komunikasi secara sekunder adalah
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan
alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media
pertama. Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan
komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh
atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio,
televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan
sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa
(telepon, surat, megapon, dsb.).
3.
KONSEPTUAL KOMUNIKASI
Deddy Mulyana (2005:61-69) mengkategorikan
definisi-definisi tentang komunikasi dalam tiga konseptual yaitu:
a. Komunikasi sebagai
tindakan satu arah.
Suatu pemahaman komunikasi sebagai
penyampaian pesan searah dari seseorang (atau lembaga) kepada seseorang
(sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui
media, seperti surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi.
Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila
diterapkan pada komunikasi tatapmuka, namun tidak terlalu keliru bila
diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya jawab.
Pemahaman komunikasi dalam konsep ini, sebagai definisi berorientasi-sumber.
Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi semua kegiatan yang secara
sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan
respon orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap suatu tindakan yang
disengaja untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti
menjelaskan sesuatu sesuatu kepada orang lain atau membujuk untuk melakukan
sesuatu.
Beberapa definisi komunikasi dalam
konseptual tindakan satu arah:
a) Everet M. Rogers: komunikasi adalah
proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih,
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku.
b) Gerald R. Miller: komunikasi terjadi
ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang
disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.
c) Carld R. Miller: komunikasi adalah proses
yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya
lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunkate).
d) Theodore M. Newcomb: Setiap tindakan
komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan
yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.
b. Komunikasi sebagai
interaksi.
Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan
suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang
menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi
dengan memberi jawaban verbal atau nonverbal, kemudian orang pertama bereaksi
lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu
seterusnya.
Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini,
Shanon dan Weaver (dalam Wiryanto, 2004), komunikasi adalah bentuk interaksi
manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan
tidak terbatas pada bentuk pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal
ekspresi muka, lukisan, seni , dan teknologi.
c. Komunikasi sebagai
transaksi.
Pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi
adalah proses yang dinamis yang secara sinambungan mengubah phak-pihak yang
berkomunikasi. Berdasrkan pandangan ini, maka orang-orang yang berkomunikasi
dianggap sebagai komunikator yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan
pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan atau pesan nonverbal.
Beberapa definisi yang sesuai dengan konsep
transaksi:
a) Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss:
Komunikasi adalah proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih.
b) Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson: Komunikasi
adalah proses memahami danberbagi makna.
c) William I. Gordon : Komunikasi adalah
suatu transaksi dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaan.
d) Donald Byker dan Loren J. Anderson:
Komunikasi adalah berbagi informasi antara dua orang atau lebih.
4.
FUNGSI KOMUNIKASI
William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana,
2005:5-30) mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu:
a. Sebagai komunikasi
sosial
Fungsi
komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi
itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan
ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk
hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan
anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa, …,
negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
b. Sebagai komunikasi
ekspresif
Komunikasi
berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan
tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan
sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan
benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih
ekpresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya
dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat menyalurkan kemarahannya dengan
mengumpat, mengepalkan tangan seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes
kebijakan penguasa negara atau penguasa kampus dengan melakukan demontrasi.
c. Sebagai komunikasi
ritual
Suatu komunitas sering melakukan
upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut
para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan,
ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara-acara
itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat
simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca
kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan),
upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah
komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual
tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku,
bangsa. Negara, ideologi, atau agama mereka.
d. Sebagai komunikasi
instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa
tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap,
menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak
saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk
menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunika membuat kita peka terhadap
berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja
lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi
sebagi instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik
tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek
misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh
simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik, yang antara lain
dapat diraih dengan pengelolaan kesan (impression management), yakni
taktik-taktik verbal dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji,
mengenakankan pakaian necis, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk
menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan.
Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat
diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding,
berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek dan
panjang) tentu saja saling berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu
secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa
keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan
sosial, dan kekayaan.
Berkenaan dengan fungsi komunikasi ini,
terdapat beberapa pendapat dari para ilmuwan yang bila dicermati saling
melengkapi.[1] Misal pendapat Onong Effendy (1994), ia berpendapat fungsi
komunikasi adalah menyampaikan informasi, mendidik, menghibur, dan
mempengaruhi. Sedangkan Harold D Lasswell (dalam Nurudin, 2004 dan Effendy,
1994:27) memaparkan fungsi komunikasi sebagai berikut:
a)
Penjajagan/pengawasan lingkungan (surveillance of the information) yakni
penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat.
b) Menghubungkan
bagian-bagian yang terpisahkan dari masyarakat untuk menanggapi lingkungannya.
c) Menurunkan warisan
sosial dari generasi ke generasi berikutnya.
5.
RAGAM TINGKATAN KOMUNIKASI ATAU KONTEKS-KONTEKS KOMUNIKASI
Secara umum ragam tingkatan komunikasi
adalah sebagai berikut:
a. Komunikasi
intrapribadi (intrapersonal communication) yaitu komunikasi yang terjadi dalam
diri seseorang yang berupa proses pengolahan informasi melalui panca indera dan
sistem syaraf manusia.
b. Komunikasi
antarpribadi (interpersonal communication) yaitu kegiatan komunikasi yang
dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak komunikasinya lebih bersifat
pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan
psikologis yang memandang pribadi sebagai unik. Dalam komunikasi ini jumlah
perilaku yang terlibat pada dasarnya bisa lebih dari dua orang selama pesan
atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi.
c. Komunikasi kelompok
(group communication) yaitu komunikasi yang berlangsung di antara anggota suatu
kelompok. Menurut Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam Sendjaja,(1994)
memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau
lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti
berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua
anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.
d. Komunikasi organisasi
(organization communication) yaitu pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi
(Wiryanto, 2005:52).
e. Komunikasi massa
(mass communication). Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu jenis
komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan
anonim melalui media massa cetak atau elektrolik sehingga pesan yang sama dapat
diterima secara serentak dan sesaat. Kemudian Mulyana (2005:74) juga menambahkan
konteks komunikasi publik. Pengertian komunikasi publik adalah komunikasi
antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak). Yang tidak
bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato,
ceramah atau kuliah (umum). Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah
komunikasi kelompok besar (large group communication) untuk komunikasi ini.
6.
KEGUNAAN BELAJAR ILMU KOMUNIKASI
Mengapa kita mempelajari ilmu komunikasi
?Ruben&Steward, (2005:1-8) menyatakan bahwa:
a. Komunikasi adalah fundamental
dalam kehidupan kita.
Dalam kehidupan kita sehari-hari komunikasi
memegang peranan yang sangat penting. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi.tidak
ada aktifitas yang dilakukan tanpa komunikasi, dikarenakan kita dapat membuat
beberapa perbedaan yang esensial manakala kita berkomunikasi dengan orang
lain.Demikian pula sebaliknya, orang lain akan berkomunikasi dengan kita ,baik
dalam jangka pendek ataupun jangka panjang. Cara kita berhubungan satu dengan
lainnya, bagimana suatu hubungan kita bentuk, bagaimana cara kita memberikan
kontribusi sebagai anggota keluarga, kelompok, komunitas, organisasi dan
masyarakat secara luas membutuhkan suatu komunikasi.Sehingga menjadikan
komunikasi tersebut menjadi hal yang sangat fundamental dalam kehidupan kita.
b. Komunikasi adalah
merupakan suatu aktifitas komplek.
Komunikasi adalah suatu aktifitas yang
komplek dan menantang. Dalam hal ini ternyata aktifitas komunikasi bukanlah
suatu aktifitas yang mudah. Untuk mencapai kompetensi komunikasi memerlukan
understanding dan suatu ketrampilan sehingga komunikasi yang kita lakukan
menjadi efektif. Ellen langer dalam Ruben&Stewat( 2005:3) menyebut konsep mindfulness
akan terjadi ketika kita memberikan perhatian pada situasi dan konteks, kita
terbuka dengan informasi baru dan kita menyadari bahwa ada banyak perspektif
tidak hanya satu persepektif di kehidupan manusia.
c. Komunikasi adalah
vital untuk suatu kedudukan/posisi yang efektif.
Karir dalam bisnis, pemerintah, atau
pendidikan memerlukan kemampuan dalam memahami situasi komunikasi,
mengembangkan strategi komunikasi efektif, memerlukan kerjasama antara satu
dengan yang lain, dan dapat menerima atas kehadiran ide-ide yang efektif
melalui saluran saluran komunikasi. Untuk mencapai kesuksesan dari suatu
kedudukan/ posisi tertentu dalam mencapai kompetensi komunikasi antara lain
melalui kemampuan secara personal dan sikap, kemampuan interpersonal, kemampuan
dalam melakukan komunikasi oral dan tulisan dan lain sebagainya.
d. Suatu pendidikan
yang tinggi tidak menjamin kompetensi komunikasi yang baik.
Kadang-kadang kita menganggap bahwa
komunikasi itu hanyalah suatu yang bersifat common sense dan setiap orang pasti
mengetahui bagaimana berkomunikasi. Padahal sesungguhnya banyak yang tidak
memilki ketrampilan berkomunikasi yang baik karena ternyata banyak pesan-pesan
dalam komunikasi manusia itu yang disampaikan tidak hanya dalam bentuk verbal
tetapi juga nonverbal, ada ketrampilan komunikasi dalam bentuk tulisan dan
oral, ada ketrampilan berkomunikasi secara interpersonal, ataupun secara
kelompok sehingga kita dapat berkolaborasi sebagai anggota dengan baik, dan
lain-lain. Kadang-kadang kita juga mengalami kegagalan dalam berkomunikasi.
Banyak yang berpendidikan tinggi tetapi tidak memilki ketrampilan berkomunikasi
secara baik dan memadai sehingga mengakibatkan kegagalan dalam berinteraksi
dengan manusia lainnya. Sehingga komunikasi itu perlu kita pelajari.
e. Komunikasi adalah
populer.
Beberapa definisi
komunikasi lainnya:
Komunikasi adalah suatu bidang yang
dikatakan sebagai popular. Banyak bidang-bidang komunikasi modern sekarang ini
yang memfokuskan pada studi tentang pesan, ada juga tentang hubungan antara
komunikasi dengan bidang profesiponal lainnya termasuk hukum, bisnis,
informasi, pendidikan, ilmu computer, dan lain-lain. Sehingga sekarang ini
komunikasi sebagai ilmu social/perileku dan suatu seni yang diaplikasikan.
Disiplin ini bersifat multidisiplin, yang berkaitan dengan ilmu-ilmu lain
seperti psikologi, sosiologi, antroplogi, politik, dan lain sebagainya. Menurut
lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi
untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang
sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan
oleh keduanya. Webster’s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain
menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara
individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.
Ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan
sosial yang bersifat multidisipliner, tidak bisa menghindari perspektif dari
beberapa ahli yang tertarik pada kajian komunikasi, sehingga definisi dan
pengertian komunikasi menjadi semakin banyak dan beragam. Masing-masing
mempunyai penekanan arti, cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi
pada dasarnya saling melengkapi dan menyempurnakan makna komunikasi sejalan
dengan perkembangan ilmu komunikasi.
REFERENSI
* Cangara, Hafidz,2005,
Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
*Effendy, Onong Uchjana,
Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Pengantar Ilmu Komunikasi,
Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
*Littlejohn, Stephen W.
2001. Theories of Human Communication. USA: Wadsworth Publishing.
*Mulyana, Deddy. 2001.
Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
*Ruben, Brent D,Stewart,
Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,USA:Alyn and Bacon
*Sendjaja,Sasa Djuarsa,1994,Pengantar
Komunikasi,Jakarta:Universitas Terbuka.