MAKALAH
Bahasa
Indonesia
KALIMAT
EFEKTIF
Oleh:
Moh.
Kholil (31214161)
Manajemen
S1
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
SERANG RAYA
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT. yang mana telah memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran
dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul “Kalimat
Efektif” dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan. Tersusunnya
makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Ibu Endang Nur Janah sdosen mata kuliah
Bahasa Indonesia Universitas Serang Raya (UNSERA)
2.
Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga makalah
ini dapat terselesaikan
3.
Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah
ini dapat di selesaikan
Selain untuk menambah wawasan dan
pengetahuan penyusun, makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia . Makalah
ini membahas tentang kalimat efektif.
Tak ada gading yang tak retak Penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penyusun
harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
Serang, 10 Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar..............................................................................................................ii
Daftar
Isi.......................................................................................................................iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang...................................................................................................4
B. Rumusan
masalah..............................................................................................4
C. Tujuan
pembahasan...........................................................................................5
D. Sistematika
Penulisan........................................................................................5
E. Manfaat
pembahasan.........................................................................................6
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
kalimat
efektif..................................................................................7
B. Ciri-ciri
kalimat efektif......................................................................................8
C. Syarat
kalimat
efektif.......................................................................................15
D. Struktur
kalimat
efektif....................................................................................15
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................17
B. Saran................................................................................................................17
Daftar
Pustaka.............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi
yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa
itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si
pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung
maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu
dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai
sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang
dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca
secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat,
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan
lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi,
kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara
atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan.
Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat,
unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur
kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur
yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan
keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya
dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai
kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini
disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang dituliskan kabur,
kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca
sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak
efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat
efektif dengan segala permasalahannya.
B. Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
3. Apa syarat yang mendasari kalimat
efektif?
4. Bagaimana struktur kalimat efektif?
C. Tujuan
Pembahasan
1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam
penggunakan bahasa Indonesia sehingga menjadi
baik dan benar
2. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan
kalimat efektif dalam berbahasa
3. Menjaga kemurnian bahasa Indonesia
D. Sistematika
Penulisan
Penyusunan makalah ini terdiri dari tiga
bagian, yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Pada bagian awal
yaitu cover , kata pengantar dan daftar isi.
Kemudian
pada bagian utama penulis membagi menjadi tiga bab yaitu :
Bab
pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari :
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
4. Sistematika Penulisan
5. Manfaat Pembahasan
Bab kedua berisi uraian, yang terdiri
dari : Pengertian kalimat efektif, Ciri-ciri kalimat efektif, Syarat kalimat
efektif, dan Struktur kalimat efektif.
Bab ketiga merupakan penutup, yang
berisi kesimpulan dari seluruh makalah
ini dan penutup dari penulis.
E. Manfaat
Pembahasan
1. Manfaat untuk diri sendiri: agar bisa
memahami bagaimana yang dikatakan dengan kalimat efektif.
2. Manfaat untuk kelompok: agar kita bisa
menjaga budaya Bahasa Indonesia yang baik dan mampu menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang
dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat
dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah
ukuran kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan gagasan atau pikiran pada
pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran
penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami
pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh
penulis atau pembicaranya.
Efektif mengandung pengertian tepat
guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat.
Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan penggunaan kalimat dan
ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi
kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :
1.
Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat
komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar,
mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca.
(Rahayu: 2007)
2.
Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah
dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3.
Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan
kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4.
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi:
2009)
5.
Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu
menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di
mengerti serta di artikan. (ARIF HP: 2013)
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil
kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan
mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah
bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Kalimat efektif syarat-syarat sebagai
berikut:
1.
secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.
mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca
dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
B. Ciri-ciri Kalimat Efektif.
1. Kesejajaran
Memiliki
kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja
berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
·
Kakak menolong anak itu dengan
dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat
tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu
menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi
menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat
itu harus diubah :
1.
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2.
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
2. Kehematan
Kalimat
efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang
berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga
mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat
di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna
bunga.
Kalimat
yang benar adalah:
Mawar,anyelir,
dan melati sangat disukainya.
3. Penekanan
Kalimat
yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
•
Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting
di depan kalimat.
Contoh
:
1.
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan
lain
2.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
•
Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah,
-pun, dan –kah.
Contoh
:
1.
Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2.
Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3.
Bisakah dia menyelesaikannya?
•
Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh
:
Dalam
membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua
dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap
saling memahami antara satu dan lainnya.
•
Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau
berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh
:
1.
Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2.
Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan
menyeluruh.
4. Kelogisan
Kalimat
efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat
harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh
:
Waktu
dan tempat saya persilakan.
Kalimat
ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang
tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak
penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
5. Kesepadanan
Yang
dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan
struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh
kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan
kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:
*
Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidakjelasan
subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak
efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan
menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai,
tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a.
Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
b.
Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
*
Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
a.
Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b.
Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat
itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
a.
Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b.
Saat itu bagi saya kurang jelas.
*
Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
a.
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b.
Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan
kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat
itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat
menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:
a.
kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
Atau
Kami
datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b.
Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Atau
Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor
Suzuki.
*
Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
a.
Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b.
Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya
adalah sebagai berikut:
a.
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b.
Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.
6. Keparalelan
Yang
dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam
kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk
pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
a.
Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b.Tahap
terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat
(a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat
terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu
dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga
minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Kalimat
(b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama
bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat
itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut:
Tahap
terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
7. Ketegasan
Yang
dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada
ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat
itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara
untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
· Meletakkan kata yang ditonjolkan itu
di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden
mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang
ada pada dirinya.
Penekanannya
ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan
presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya
Harapan presiden.
Jadi,
penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
·
Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan
seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan
seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
· Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya
suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
· Melakukan pertentangan terhadap ide yang
ditonjolkan
Contoh:
Anak
itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
· Mempergunakan partikel penekanan
(penegasan).
Contoh:
Saudaralah
yang bertanggung jawab.
8. Kecermatan
dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Yang
dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran
ganda.
Dan
tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal
itu menerima hadiah.
b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima
ribuan.
Kalimat
(a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran
tinggi.
Kalimat
(b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau
dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan
kalimat berikut.
· Yang diceritakan menceritakan tentang
putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
Kalimat
ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan
dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi
Yang
diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
9. Kepaduan
Yang
dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat
itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
a.Kalimat
yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak
simetris.Oleh
karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita
harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar
bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang
adil dan beradab
b.Kalimat
yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam
kalimat-kalimat
yang berpredikat pasif persona.
Contoh:
Surat
itu saya sudah baca.
Saran
yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat
di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal.
Seharusnya kalimat itu berbentuk
a.
Surat itu sudah saya baca.
b.
Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
c.Kalimat
yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang
antara
predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan
kalimat ini :
a.
Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b.
Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a.
Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b.
Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
C.
Syarat-syarat
Kalimat Efektif
Syarat-syarat
kalimat efektif adalah sebagai berikut:
1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara
atau penulisnya.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya
antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau
penulisnya.
D.
Struktur
Kalimat Efektif
Struktur
kalimat efektif haruslah benar. Kalimat
itu harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang
menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang strukturnya benar tentu memiliki
kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya
rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu
pernyataan yang salah.
Jadi,
kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur
yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati
posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan
berdasarkan aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, aalagi
bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak
dapat diterima oleh masyarakat pemakai bahasa itu.
Misalnya,
Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang ditimbulkannya
akan sangat lain, bila dikatakan:
1. Buat Papa menulis surat saya.
2. Surat saya menulis buat Papa.
3. Menuis saya surat buat Papa.
4. Papa saya buat menulis surat.
5. Saya Papa buat menulis surat.
6. Buat Papa surat saya menulis.
Walaupun
kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat kesalahan. Kesalahan
itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas
fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu
juga tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.
Demikinlah
biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan struktural
pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauan pengertian.
Agar hal ini tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati
hokum yag sudah dibiasakan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ø Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca
dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa
yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
Ø Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek
(S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
Ø Ciri-ciri kalimat efektif yaitu :
Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan,
kelogisan.
B.
Saran
Pada
kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan simpel.
Serta dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan saran bagi
pembahasan materi tersebut.
Daftar Pustaka
Ali,
Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Badudu,
J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Finoza,
Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.
Razak,
Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.
http://dayintapinasthika.wordpress.com/2013/01/02/contoh-kalimat-efektif-dan-kalimat-tidak-efektif/
No comments:
Post a Comment