A.
Pengertian
Desain Jabatan.
Menurut Simamora (2004:116) desain pekerjaan
adalah proses penentuan tugas-tugas yang akan dilaksanakan, metode-metode yang
digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas ini, dan bagaimana pekerjaan tersebut
berkaitan dengan pekerjaan lainnya di dalam organisasi.
B.
Elemen-elemen
Desain Jabatan.
Menurut Handoko (2001:33) elemen-elemen
Desain Jabatan adalah:
a.
Elemen-elemen Organisasional.
Elemen-elemen organisasional merupakan elemen
yang harus diperhatikan suatu organisasi dalam pembentukan atau desain
perkerjaan. Elemen-elemen organisasional pada desain pekerjaan bersangkutan
efisiensi. Efisiensi merupakan suatu pencapaian tujuan sesuai dengan
pendanaan-pendanaan yang ditetapkan oleh perusahaan. Pekerjaan-pekerjaan yang
dirancang secara efisien mendorong pegawai yang mampu dan termotivasi untuk
mencapai keluaran yang maksimal. Perhatian akan efisiensi ini telah dimulai
sejak munculnya manajemen ilmiah.
Berikut elemen-elemen organisasi dalam desain
jabatan menurut Handoko (2001:35):
1.
Pendekatan Mekanistik.
Pendekatan mekanistik berusaha untuk
mengindentifikasikan setiap tugas dalam suatu pekerjaan agar tugas-tugas dapat
diatur untuk menimbulkan waktu dan tenaga para pegawai. Setelah identifikasi
tugas selesai, sejumlah tugas dikelompokkan menjadi satu perkejaan. Hasilnya
adalah spesialisasi. Pendekatan ini mendekatkan efisiensi waktu, tenaga, biaya
tenaga kerja, latihan dan pengembangan. Teknik ini masih secara luas digunakan
dalam operasi-operasi perakitan, dan terutama efektif bila para pegawai kurang
berpendidikan atau kurang mempunyai pengalaman.
2.
Aliran Kerja.
Aliran kerja dalam suatu organisasi sangat
dipengaruhi oleh sifat produk atau jasa. Produk atau jasa biasanya menentukan
urutan dan keseimbangan pekerjaan-pekerjaan sehingga dibutuhkan aliran kerja
dari suatu kegiatan.
3.
Praktek
Praktek kerja merupakan cara-cara bagaimana
pelaksanaan kerja yang ditetapkan. Metode praktek kerja ini bisanya terbentuk
dari tradisi atau kesempatan kolektif para pegawai atau bagian kontrak
(perjanjian) kerja dari serikat buruh. Hal ini mengurangi flerksibilitas
departemen personalia dalam merancang pekerjaan-perkerjaan.
b.
Elemen-elemen Lingkungan.
Elemen-elemen lingkungan merupakan aspek
kedua dalam desain perkerjaan. Para perancang pekerjaan tidak dapat mengabaikan
pengaruh lingkungan eksternal. Elemen-elemen lingkungan pokok dalam desain
pekerjaan adalah kemampuan dan tersedianya para pegawai potensial serta
pengharapan-pengharapan sosial. Pertimbangan efisiensi harus diselaraskan
dengan kemampuan dan tersedianya pegawai yang akan melaksanakan pekerjaan.
c.
Elemen-elemen Keprilakuan.
Menurut Handoko (2001:36) memiliki beberapa
aspek:
1.
Otonomi.
Otonomi mempunyai pengertian bahwa dalam
melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab atas pekerjaan. Seorang pegawai
diberikan wewenang untuk mengambil keputusan yang dibutuhkan dalam bidang
tugasnya. Dengan diberikannya wewenang pengambilan keputusan maka berarti akan
bertambahnya tanggung jawab, sehingga akan cenderung meningkatkan perasaan
dipercaya dan dihargai. Kurangnya otonomi akan menyebabkan pegawai menjadi
apatis atau menurun prestasi kerjanya. Hal ini akan mengakibatkan turunnya
kepuasan kerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya.
2.
Variasi.
Variasi pekerjaan sangat dibutuhkan oleh
pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Dengan variasi pekerjaan yang baik maka
tingkat kebosanan dalam melaksanakan tugas akan dapat ditekan. Apabila
seseorang pegawai telah merasa bosan maka timbul rasa lelah. Kelelahan yang
berlanjut akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan tugas.
3.
Identitas Tugas.
Identitas pekerjaan merupakan ciri-ciri,
jenjang atau tingkatan dan klasifikasi dari suatu pekerjaan. Bila pekerjaan
tidak mempunyai identitas yang jelas, maka para pegawai akan kurang merasa
bertanggung jawab atas pekerjaannya. Hal ini berarti bahwa kontribusi
(sumbangan-sumbangan atau hasil pekerjaan) para pegawai tidak tampak dengan
jelas, sehingga kepuasan kerja dapat menurun.
4.
Umpan Balik.
Bila pekerjaan-perkerjaan yang dilaksanakan
pegawai memberikan umpan balik tentang seberapa baik pelaksanaan pekerjaan
mereka, maka para pegawai akan mempunyai pedoman dan motivasi untuk
melaksanakan perkerjaan dengan lebih baik. Hasil atau nilai prestasi kerja
pegawai dalam melaksanakan tugasnya haruslah diberitahukan sehingga dapat
memperbaikinya atau dapat meningkatkannya. Sehingga kepuasan kerja dari pegawai
dapat ditingkatkan.
d.
Teknik-teknik Rancang Ulang Desain Jabatan.
1.
Simplikasi Jabatan.
Simplikasi pekerjan merupakan suatu teknik
desain pekerjaan yangmengarah kepada pekerjaan yang sangat terspesialisasi. Ini
berarti pekerjaan disederhanakan atau dipecah-pecah menjadi bagian terkecil,
biasanya terdiri dari beberapa operasi.
2.
Rotasi Pekerjaan.
Teknik desain pekerjaan dengan memungkinkan
adanya rotasi pekerjaan akan membuat seorang pegawai secara sistematis
berpindah dari satu posisi ke posisi atau pekerjaan yang lainnya di dalam
organisasi.
3.
Pemekeran Pekerjaan.
Pemekaran pekerjaan merupakan suatu teknik
desain pekerjaan dengan mengadakan perluasan kerja. Perluasan kerja merupakan
kebalikan dari simplikasi pekerjaan. Pekerjaan diperluas sampai pada tingkat
dimana bagian-bagian yang berkaitan erat dan saling mendukung diselesaikan oleh
seorang pegawai atau bagian.
4.
Pemerkayaan Pekerjaan.
Pemerkayaan pekerjaan merupakan penambahan
tugas dan tanggung jawab dari para pegawai. Pemerkayaan pekerjaan dirancang
untuk mengurangi kebosanan yang sering menjadi masalah dalam pekerjaan yang
berulang-ulang. Program ini memberikan lebih banyak otorisasi untuk
melaksanakan pekerjaan dan pengambilan keputusan dan meningkatkan tanggung
jawab.
e.
Analisis Jabatan.
Pegertian analisa jabatan merupakan suatu
proses untuk mempelajari dan mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan
dengan berbagai operasi dan kewajiban suatu jabatan. Dengan demikian analisa
jabatan akan mencoba mengupas suatu jabatan, dengan memberi jawaban atas suatu
pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana menjalankannya, mengapa
pekerjaan tersebut harus dilakukan. Hasil dari analisa jabatan adalah deskripsi
jabatan dan spesifikasi jabatan. Proses analisa jabatan sendiri sebenarnya
merupakan suatu pengumpulan data.
Berbagai pendekatan dapat dipergunakan untuk
melakukan studi terhadap suatu jabatan, dan apa yang bisa dipergunakan adalah:
1.
Kuesioner
2.
Menuliskan cerita singkat (written narrative)
3.
Pengamatan (observasi)
4.
Wawancara (interview)
f.
Deskripsi Jabatan.
Hasil pertama yang segera diperoleh dari
analisa jabatan adalahdeskripsi jabatan. Deskripsi jabatan merupakan suatu
statement yang teratur dari berbagai tugas dan kewajiban suatu jabatan
tertentu. Deskripsi jabatan adalah penjelasan tentang suatu jabatan,
tugas-tugas, tanggungjawab, wewenang dan sebagainya.
Penyusunan statement ini hendaknya bisa mudah
dipahami. Cara seperti ini mungkin bisa dipergunakan:
1.
Identifikasi jabatan
2.
Ringkasan
jabatan
3.
Tugas yang dilaksanakan
4.
Pengawasan yang diberikan dan yang diterima
5.
Hubungan dengan jabatan-jabatan lain
6.
Bahan-bahan, alat-alat dan mesin-mesin yang dipergunakan
7.
Kondisi kerja
8.
Penjelasan istilah-istilah yang tidak lazim
9.
Komentar tambahan untuk melengkapi penjelasan
diatas.
g.
Spesifikasi Jabatan.
Sesudah membaca deskripsi jabatan yang kita
buat, maka akan timbul pertanyaan yang selanjutnya. Misalnya, siapa yang
memangku jabatan tersebut, karyawan-karyawan yang bagaimana yang akan memenuhi
persyaratan-persyaratan bagi jabatan tersebut, apakah jabatan tersebut bisa
dipegang oleh lulusan SLTA dan lain sebagainya. Jawaban-jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun menjadi apa yang disebut
denganspesifikasi jabatan. Dengan kata lain spesifikasi jabatan adalah
suatuinformasi tentang syarat-syarat yang diperlukan bagi setiap karyawan atau
pegawai agar dapat memangku suatu jabatan dengan baik.Spesifikasi jabatan
merupan suatu statement dari kualitas minimum karyawan yang harus diterima agar
dapat menjalankan suatu jabatan dengan baik.
Pada umumnya isi dari suatu spesifikasi
jabatan terdiri dari:
1.
Identifikasi jabatan.
2.
Persyaratan kerja.
h.
Metode Pengumpulan Data Atau Informasi
Jabatan.
Ada beberapa metode prngumpulan data atau
informasi jabatan:
1.
Metode Observasi.
Metode observasi adalah metode yang digunakan
dalam mengumpulkan informasi dengan mengamati individu yang melakukan pekerjaan
itu dan mencatatnya untuk menguraikan tugas dan kewajiban yang dilakukannya.
Metode observasi sangat tepat jika dilakukan pada jenis pekerjaan yang bersifat
pengulangan. Penggunaan metode observasi memungkinkan analisis dilakukan dekat
dengan suasana pekerjaan dilapangan. Walaupun sifatnya pengamatan, namun tidak
seharusnya analis mengamati secara kontinyu perkembangan dari waktu ke waktu.
Penggunaan work sampling dan employee diary/log.
2.
Metode Wawancara.
Pekerja diseleksi dan diwawancara secara
langsung ditempat pekerjaan meraka atau mereka yang terkait langsung dengan
pekerjaan yang dianalisis. Tiga jenis wawancara dapat digunakan untuk
mengumpulkan data analisis jabatan, yaitu wawancara individual, wawancara
kelompok, dan wawancara penyelia (Dessler : 1997).
3.
Metode Angket.
Dengan mengunakan angket, yang bersangkutan
diminta untuk memberikan data-data mengenai jabatannya dangan kata-kata
sendiri. Analis meminta karyawan mengisi kuisioner untuk menggambarkan
tugas-tugas yang berkaitan dengan jabatan dan tanggung jawab mereka.
i.
Manfaat Informasi Analisis Jabatan.
Antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Pengadaan Tenagakerja.
Spesifikasi jabatan merupakan standard
personalia yang akan dipakai sebagai pembanding para pelamar jabatan tersebut.
Isi spesifikasi jabatan akan memberikan dasar pembentukan prosedur seleksi
nantinya.
2.
Latihan.
Uraian tentang tugas-tugas dan perlengkapan
yang digunakan akan merupakan bahan pembantu di dalam pengembangan
program-program latihan.
3.
Evaluasi Jabatan.
Deskripsi jabatan dan persyaratan-persyaratan
yang diinginkannya dapat dinilai untuk menentukan harganya. Dengan demikian
tiap-tiap jabatan akan diberikan penghargaan yang layak.
4.
Penilaian Prestasi.
Untuk menentukan apakah suatu pekerjaan bisa
diselesaikan dengan baik, maka deskripsi jabatan akan sangat membantu dalam
penentuan sasaran pekerjaannya.
5.
Promosi dan Transfer.
Informasi jabatan akan sangat membantu dalam
menentukan salinan promosi ataupun transfer.
6.
Organisasi.
Informasi jabatan yang diperoleh dari analisa
jabatan seringkali menghasilkan petunjuk bahwa organisasi yang ada perlu
diperbaiki.
7.
Induksi.
Untuk pegawai baru deskripsi jabatan sangat
berguna untuk maksud atau tujuan orientasi. Deskripsi jabatan ini akan
memberikan gambaran tentang pekerjaan yang akan dilakukan oleh pegawai baru
tersebut.
8.
Counseling.
Informasi
jabatan akan sangat berguna dalam pemberian counseling atau konsultasi baik
bagi yang belum bekerja maupun yang sudah bekerja tetapi merasa tidak sesuai
dengan jabatannya sekarang ini.
No comments:
Post a Comment