1. Manajemen ritel adalah pengaturan
keseluruhan faktor-faktor yang ebrpengaruh dalam proses perdagangan ritel,yaitu
perdagangan langsung barang dan jasa kepada konsumen.
2.
Kata ritel berasal dari bahasa Perancis,
ritellier, yang berarti memotong atau memecah sesuatu. Retail atau eceran
(retailing) dapat dipahami sebagai semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan
barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi
dan bukan penggunaan bisnis. Sering kali orang-orang beranggapan bahwa ritel
hanya menjual produk-produk di toko.
3. Retail juga melibatkan pelayanan jasa layanan antar ke rumah-rumah. Tidak semua ritel dilakukan ditoko. Kegiatan yang dilakukan dalam bisnis retail (ritel) adalah menjual berbagai produk, jasa atau keduanya, kepada konsumen untuk keperluan konsumsi pribadi maupun bersama. Produsen menjual produk-produknya kepada peretail maupun peritel besar (wholesaler). Peritel besar ini juga kerap disebut sebagai grosir atau pedagang partai besar.
3. Retail juga melibatkan pelayanan jasa layanan antar ke rumah-rumah. Tidak semua ritel dilakukan ditoko. Kegiatan yang dilakukan dalam bisnis retail (ritel) adalah menjual berbagai produk, jasa atau keduanya, kepada konsumen untuk keperluan konsumsi pribadi maupun bersama. Produsen menjual produk-produknya kepada peretail maupun peritel besar (wholesaler). Peritel besar ini juga kerap disebut sebagai grosir atau pedagang partai besar.
4.
Secara Harfiah Ritel / Retail = eceran, dan
peritel / retailer = pengecer, atau pengusaha perdagangan eceran. Menurut
Kamus, retail adl penjualan barang atau jasa kepada khalayak (Manser, 1995) Definisi
bisnis ritel adalah:
a.
Penjualan kepada konsumen akhir.
b. Motivasi pembelian konsumen adalah
kepentingan tersendiri dan tidak untuk dijual, atau paling tidak lebih dari
separuh penjualannya adalah kepada konsumen untuk kepentingannya sendiri.
5.
Bisnis retail tidak hanya sekadar merupakan
penjualan barang secara fisik, tetapi juga meliputi penjualan jasa. tiket
pesawat, warnet, jasa telekomunikasi. Penjualan Jasa ini disebut “Real
Services”. Selain itu yang termasuk didalam penjualan barang (Complementary
services) yakni : layanan pesan antar, jaminan, leasing, dan fasilitas kredit.
Pengertian Bisnis retail tidak hanya mencakup sebuah took tapi juga aktivitas
sejenis yang tidak menggunakan tempat khusus dalam proses jual beli dan direct
selling. Disini yang berperilaku sebagai retailer adalah grosir, wholesaler,
dan manufacture.
B. Fungsi Ritel
Ritel
merupakan tahap akhir proses distribusi dengan dilakukannya pnjualan langsung
pada konsumen akhir. Dimana bisnis retail berfungsi sebagai perantara antara
distributor dengan konsumen akhir, Retailer berperan sebagai penghimpun barang,
took ritel sebagai tempat rujukan. Ritel berperan sebagai penentu eksistensi
barang dari manufacture di pasar konsumsi.
C. Klasifikasi Ritel
1.
Klasifikasi deskriptif
Pasar
ritel dibagi menjadi 2 tipe yaitu berdasarkan:
a.
tipe
kepemilikan (type of ownership).
b.
tipe keragaman barang yang dijual (type of
merchandise carried).
2.
Klasifikasi strategic
Pasar
retel dibedakan berdasarkan strategi yang digunakan, yaitu:
a.
margin/turnover strategy
b.
retail price and service strategy
c.
strategic group classification
d.
gross margin – merchandise type
classification
3.
Klasifikasi tingkat pelayanan
a.
penjualan eceran swalayan.
b.
penjualan eceran dengan memilih dendiri.
contoh: toko baju dipasar.
c.
penjualan eceran dengan penjualan terbatas.
contoh: toko elektronik.
d.
penjualan eceran dengan pelayanan penuh.
contoh: toko perhiasan, dan butik.
D. Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap bisnis ritel
Faktor tersebut terdiri dari 4P yaitu:
1.
Product (Produk)
Menurut
Sumarni dan Soeprihanto (2010:274), “Produk adalah setiap apa saja yang bisa ditawarkan
di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang
dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan”. Produk tidak hanya selalu berupa
barang tetapi bisa juga berupa jasa ataupun gabungan dari keduanya (barang dan
jasa).
2.
Price (Harga)
Menurut
Sumarni dan Soeprihanto (2010:281) harga adalah, “Jumlah uang (ditambah
beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari barang beserta pelayanannya”. Setelah produk yang diproduksi
siap untuk dipasarkan, maka perusahaan akan menentukan harga dari produk
tersebut.
3.
Place (Tempat)
Tempat
dalam marketing mix biasa disebut dengan saluran distribusi, saluran dimana
produk tersebut sampai kepada konsumen. Definisi dari Sumarni dan Soeprihanto
(2010:288) tentang saluran distribusi adalah, “Saluran yang digunakan oleh
produsen untuk menyalurkan produk tersebut dari produsen sampai ke konsumen
atau industri pemakai.”
4.
Promotion (Promosi)
Menurut
Tjiptono (2008:219), pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran
yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan.
E. Strategi Pertumbuhan Ritel
Empat
tipe kesempatan pertumbuhan yang diusahakn oleh ritel, yaitu:
1.
Penembusan pasar (Market Penetration)
Kesmpatan
penembusan pasar meliputi usaha-usaha langsung terhadp konsumen yang ada,
dengan menggunakn formatritel sekarang. Ritel dapat mencapai strategi
pertumbuhan ini dengan menarik konsumen pada target pasar sekarang yang tidak
berbelanja di tokonya untuk lebih sering mengunjungi tokonya atau untuk membeli
lebih banyak barang pada tiap kunjungan.
2.
Perluasan pasar (market expansion)
Kesempatan
perluasan pasar menggunakan format ritel yang ada dalam segmen pasr baru.
Contoh, abrecombie&fitch co adalah ritel yang menjual barang dengan memilki
target pasar utama anak-anak kuliah, bukan anak SMU. Hal ini diputuskan karena
orang-orang usia kuliah tidak suka bergabung dengan anak remaja. A&F
mengubah tokonya menjadi baru dan dengan harga yang lebih rendah, disebbut
holister Co. meskipun barangnya berbeda dengan A&F , namun format riitelnya
pada umumnya sama saja.
3.
Pengembangan format ritel (retail format
development)
Kesempatan
pengembangan format ritel meliputi penawaran format ritel baru atau format
dengan gabungan ritel berbeda pada target pasar yang sama. Contohnya Gramedia,
ritel yang berdasar pada toko buku khusus, menggunakan kesempatan format saat
toko menjual buku-buku pada target pasarnya sekarang melalui internet.
4.
Diversifikasi
Kesmpatan
diversifikasi dilakukan pada saat ritel memperkenalkan format ritel baru secara
langsung pada segmean pasar yang tidak sedang dilayani. Diversifikasi yang
berkaitan dan tidak berkaitan.
a.
Diversifikasi yang berkaitan, target pasr
sekarang atau format ritelnya sama-sama memilki kesempatan baru. Keadaan
seperti ini memerlukan pembelian dari pemasok yang sama dengan menggunakan
system distribusi atau manajemen yang sama, iklan di Koran yang sama pada
target pasar yang sama.
b.
Diversifikasi yang tidak berkaitan, kurang
memilki kesamaan dalam hal bisanis sekarang dan bisnis baru.
F. Trend Industri Ritel
Industri
retail (ritel) berubah dengan cepat. Perubahan-perubahan itu dapat dilihat
dari:
1.
Perbedaan yang mendasar dan terus
berkembang dalam format
ritel.
2.
Meningkatnya konsentrasi industri.
3.
Globalisasi. dan
4.
Penggunaan berbagai cara untuk berinteraksi
dengan konsumen.
Saat ini konsumen dapat membeli barang
yang sama dari sejumlah retail (ritel) yang berbeda. Masing-masing format ritel
menargetkan pangsa pasar yang berbeda dan yang semakin meningkat. Tiap jenis
retail (ritel) menawarkan manfaat yang berbeda, sehingga para konsumen bisa
berlangganan pada retail (ritel) yang berbeda untuk pembelian dan kebutuhan
yang berbeda.
G. Saluran Distribusi
1.
Saluran tradisional, masing-masing pihak
mempunyai tugas yang terpisah.
2.
Saluran penjualan tradisional telah berubah
menjadi saluran vertikal, dimana dalam beberapa jalur distribusi barang
dagangan, produsen, pedagang besar dan peritel ditangani oleh
perusahaan-perusahaan independen yang bukan merupakan anggota saluran
distribusi. Saluran vertikal merupakan saluran distribusi yang melibatkan
sekumpulan perusahaan anggota saluran. Biasanya mereka mengggunakan integrasi
vertikal yang terdiri dari produsen, pedagang besar, dan peritel yang bertindak
sebagai satu sistem yang terintegrasi.
3.
Sistem pemasaran vertikal ini dapat
didominasi oleh produsen, pedagang besar, atau peritel. Sistem ini muncul
akibat adanya upaya anggota saluran yang lebih kuat untuk mengendalikan
perilaku saluran dan menghilangkan konflik yang terjadi bila para anggota
saluran independen mengejar tujuan mereka sendiri. Contoh, kebanyakan peritel
besar di AS seperti Wal-Mart dan Home Depot maupun Makro di Indonesia melakukan
dua aktivitas sekaligus, yaitu penjualan grosir dan ritel. Mereka membeli
secara langsung dari produsen, mengirimkan barang-barang dagangan ke gudang
untuk disimpan, dan kemudian mendisribusikan barang-barang tersebut ke
toko-toko mereka.
H. Perbedaan yang Mendasar dan Terus
Berkembagn dalam Format Ritel
1.
Sejalan dengan munculnya beragam format
ritel baru, saat ini konsumen dapat membeli barang yabng sama dari sejumlah
ritel berbeda. Contohnya hypermarket yang menekan keberadaan supermarket dalam
format ritel barang dagangan kategori makanan di Indonesia. Masing-masing
format ritel menargetkan segmen pasar yang berbeda dan yang menggambarkan tren
atau kecenderungan terhadap keanekaragaman barang dagangan yang semakin
meningkat.
2.
Supermarket (dengan luas area antara
1.500-3.000 meter persegi) dapat dikategorikan sebagai format utama sedang
format lain yang lebih kecil adalah minimarket seperti Alfa Minimarket. Ritel
jenis ini biasanya berupa toko yang lebih kecil yang dibangun di lokasi
pinggiran kota. Tiap jenis ritel menawarkan manfaat yang berbeda, sehingga para
konsumen bisa berlangganan pada ritel yang berbeda untuk pembelian dan
kebutuhan yang berbeda.
No comments:
Post a Comment